Ilustrasi Bendera Palestina (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.)
Ke depan, pihaknya bakal bekerjasama dengan IOM untuk melakukan penyuluhan secara daring melalui Zoom. Platform konferensi video ini dipilih, lantaran pihak Puskesmas Pisangan terkendala bahasa jika harus melakukan sosialisasi secara langsung.
"Kita akan kerjasama dengan IOM untuk memfasilitasi penerjemah sehingga sosialisasi dapat dipahami oleh mereka," tutup Enting.
Dari informasi yang dihimpun, WNA yang mengungsi di sekitar Komplek Jambusari, Pisangan itu berasal dari berbagai negara konflik. Yakni, Afghanistan, Palestina, Rohingnya, Irak dan Somalia.
Mereka sudah berada di pengungsian tersebut selama bertahun-tahun. Ada yang baru setahun, bahkan ada yang lebih dari 5 tahun.
Salah seorang pengungsi berasal dari Rohingnya bernama Muhammad Hanif mengaku, cemas lantaran lingkungannya sudah ada yang terpapar positif COVID-19.
Hal itu, lantaran dirinya memiliki tiga anak berusia 1,5 tahun, 4 tahun dan 6 tahun.
"Deg-degan juga. Kita pengen tahu apakah kita terpapar atau tidak. Sampai saat ini saya juga belum tahu, siapa yang terpapar. Tiba-tiba disuruh periksa tes swab," ungkap Hanif yang mengaku sudah tinggal 8 tahun di lokasi penampungan.