Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menteri BUMN Erick Thohir kunjungan kerja ke Bandara Soekarno-Hatta. Dia meninjau dan melihat fasilitas dan perlengkapan upaya pencegahan penyebaran COVID-19 di Bandara Soetta, Rabu (11/3)
Menteri BUMN Erick Thohir kunjungan kerja ke Bandara Soekarno-Hatta. Dia meninjau dan melihat fasilitas dan perlengkapan upaya pencegahan penyebaran COVID-19 di Bandara Soetta, Rabu (11/3)

Tangerang, IDN Times - Menteri Badan Usaha Milik Daerah (BUMN) Erick Thohir tidak dapat memastikan jumlah stok masker di perusahaan pelat merah Kimia Farma untuk beberapa waktu ke depan. Meski demikian, dia menjanjikan perusahaan pelat merah akan memproduksi masker 6 juta lembar. 

Erick mengungkap, stok masker fluktuatif karena kebutuhan masyarakat yang meningkat di tengah wabah virus corona tipe baru (COVID-19) yang sudah menjangkiti Indonesia.

1. Erick sudah cek stok masker, "Manado kehabisan"

Menteri BUMN Erick Thohir kunjungan kerja ke Bandara Soekarno-Hatta. Dia meninjau dan melihat fasilitas dan perlengkapan upaya pencegahan penyebaran COVID-19 di Bandara Soetta (IDN Times/Candra Irawan)

Erick mengatakan, jumlah fluktuatif tersebut menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan di daerah. Erick mengaku sempat mengecek stok masker di sejumlah daerah.

"Seperti yang saya cek beberapa waktu lalu untuk di Jakarta dan Padang. Sedangkan di Manado kehabisan," jelasnya di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu, (11/3).

2. April nanti, BUMN akan produksi enam juta masker untuk masyarakat Indonesia

IDN Times/Candra Irawan

Erick berjanji akan mengupayakan produksi masker di perusahaan farmasi milik BUMN. April nanti, kata dia, BUMN akan produksi 6 juta masker. 

"Untuk buat enam juta masker itu bahan baku kita yang dari China masih aman, tetapi kalau habis ya kita cari ke Eropa," ujarnya.

3. Erick ingin agar bahan baku masker diproduksi di Indonesia

Ilustrasi masker. IDN Times/Galih Persiana

Selain itu, Erick juga menyoroti ketersediaan bahan baku masker ini ke depannya. Jika memang bahan baku menjadi persoalan dan menyebabkan masker langka, Erick tidak menutup kemungkinan untuk memproduksinya di dalam negeri.

"Ke depan masalah bahan baku masker ini, bagian lapisan dalam yang kecil itu, harus bisa kita membuatnya sendiri. Kenapa harus bergantung pada negara lain lagi," ucap Erick.

Editorial Team