Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Dokter Gigi di Tengah Pandemik COVID-19 (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Serang, IDN Times - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Banten mencatat, 12 anggota meninggal akibat terpapar COVID-19. Total ada sebanyak 7.000 anggota IDI di Tanah Jawara.

Ketua IDI Banten Budi Suhendar mengatakan, kurva kasus kematian dan pasien yang bergejala mengalami peningkatan. Hal ini menandakan Satgas COVID-19 di Banten perlu memperkuat mekanisme di aspek pencegahan.

"Kalau pencegahannya kurang efektif maka penanganan pun tidak akan maksimal," kata Budi usai melakukan audiensi dengan DPRD Banten, Selasa (2/2/2021).

1. Faskes bisa ditambah tapi SDM belum tentu bisa cepat disiapkan

Default Image IDN

Budi menegaskan, jika Satgas baik di provinsi maupun kabupaten/kota hanya berpikir penanganan dengan menambahkan tempat tidur untuk pasien seberapa banyak pun ditambah tidak akan cukup karena akan terus bertambah. Maka langkah pencegahan harus lebih ditekankan bukan hanya dalam aturan, namun juga praktik penindakan di lapangan.

"Masalahnya tempat tidur bisa kita tambah, tapi SDM (nakesnya) belum tentu cepat kita tambah ini bisa chaos," katanya.

2. Akhir-akhir ini penanganan mulai mengendur

Default Image IDN

Dia menilai, selama ini sudah ada kegiatan pencegahan yang dilakukan oleh pemerintah daerah, namun belakangan ada kesan mulai mengendur dan kurang efektif. Maka perlu penanganan yang optimal dan lebih serius.

Hingga saat ini, Budi mengaku IDI belum dilibatkan dalam mengambil kebijakan dalam Satgas COVID-19.

"Satgas perlu memiliki mekanisme yang efektif juga salah satunya koordinasi dengan instansi lain (seperti IDI) perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi," katanya.

3. PSBB dan PPKM belum berjalan dengan baik

Ilustrasi. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Kemudian, dia menilai pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) belum berjalan dengan baik.

"Kalau melihat angka masih terjadi peningkatan kasus yang tajam," katanya.

Editorial Team