Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-07-14 at 09.12.55 (1).jpeg
Ilustrasi Sekolah Rakyat (IDN Times/Linna Susanti)

Intinya sih...

  • Sembilan siswa SRMA Negeri 33 Tangsel mundur karena jarak tempuh yang jauh dan tidak betah dengan sistem boarding school.

  • Asal siswa yang mengundurkan diri berasal dari berbagai kota di sekitar Tangsel, ada yang dijemput ortu dan ada yang pulang sendiri tanpa sepengetahuan sekolah.

  • Beberapa siswa sudah kecanduan rokok dan kesulitan menyesuaikan diri dengan rutinitas wajib seperti salat.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tangerang Selatan, IDN Times - Sebanyak 9 peserta didik Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) Negeri 33 Kota Tangerang Selatan (Sekolah Rakyat) memilih mundur karena tidak betah dengan sistem boarding school yang menuntut disiplin tinggi.

“Karena kebetulan sembilan siswa ini kami dari kota yang berbeda dan jaraknya itu sangat jauh,” kata Kepala SRMA Negeri 33 Tangsel, Gina Intana Dewi, Kamis (18/9/2025).

1. Ini rincian asal para siswa yang mengundurkan diri

Simulasi Sekolah Rakyat(IDN/Times Dini Suciatiningrum)

Gina merinci, dari sembilan siswa tersebut satu berasal dari Tangsel, empat dari Kabupaten Tangerang, dua dari Pandeglang, satu dari Kota Cilegon, dan satu dari Kota Serang. Tiga di antaranya perempuan, sisanya laki-laki.

Ia memastikan sebelum mengundurkan diri, rata-rata siswa sudah menunjukkan gejala tidak betah. “Guru bimbingan konseling, wali asuh, wali asrama sudah melakukan asesmen dan pendekatan, tapi tidak mempan,” jelasnya.

2. Ada siswa yang dijemput orangtua, ada yang minggat dari sekolah

Ilustrasi Sekolah Rakyat (IDN Times Dini Suciatiningrum)

Menurut Gina, waktu kepulangan siswa juga berbeda-beda. Ada yang dijemput orang tuanya, ada pula yang pulang sendiri tanpa sepengetahuan pengelola sekolah.

“Sehingga kami bekerja sama dengan PKH dan Dinas Sosial untuk asesmen mereka ketika mereka yang kabur dari sini ke rumahnya,” ungkap Gina.

3. Ada siswa yang sudah kecanduan rokok

anak yang memotong sebatang rokok (pixabay.com/HansMartinPaul)

Ia menambahkan, beberapa siswa bahkan sudah kecanduan rokok dengan kadar cukup berat sehingga perlu pengawasan ketat. Selain itu, rutinitas wajib seperti salat juga menjadi tantangan karena banyak yang belum terbiasa.

“Cuman memang butuh waktu yang agak panjang ya untuk dapat mengubah kebiasaan-kebiasaan ini,” ujarnya.

Editorial Team