Bencana Banjir hingga Longsor Bayangi Arus Mudik

Perubahan iklim bukan isapan jempol, waspada!

Berselang hanya kisaran sebulan, Sri harus kembali mengalami banjir hebat. Warga sepuh dari Desa Wonorejo, Kecamatan Karanganyar, Demak itu menyebut, rumahnya terendam hingga bagian atap.

Wanita 60 tahun itu pun terpaksa mengungsi dan sudah 10 hari dia ada di rumah kerabatnya. Pada Rabu, 27 Maret lalu, dia menengok rumahnya untuk melihat apakah banjir sudah surut atau belum. "Ternyata airnya masih tinggi," kata dia.

Banjir itu melanda wilayah Demak, Jawa Tengah sejak 18 Maret 2024 dipicu hujan lebat dan jebolnya tanggul Sungai Lusi di Desa Bugel, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan.

Demak pun lumpuh. Sri dan puluhan ribu warga lainnya terpaksa mengungsi.

Menurut Sri, banjir hebat kali ini bukan kali pertama dia alami. Sebelumnya, rumahnya pun pernah kebanjiran, yakni pada Februari 2024. Menurut Sri, banjir pada Februari itu, dia terpaksa mengungsi sampai 20 hari. 

"Tanggul Sungai Wulan jebol. Air merendam pemukiman dan sawah-sawah warga," kata Sri mengenang.

Sementara itu, warga lainnya bernama Abidin mengungkap, air menggenangi rumahnya sekitar 30-40 centimeter (cm) karena berada di lokasi yang lebih tinggi. Kalau di luar rumah, ketinggian air bisa sekitar 50–60 cm.

"Menurut orangtua saya, banjir semacam ini pernah terjadi pada tahun 1992, setahun sebelum saya lahir,’’ kata pria berusia 31 tahun itu. 

Rumah Abidin berada di Desa Kendaldoyong, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak. Saat banjir terjadi, mobilitas Abidin terganggu. Ia tidak bisa berangkat bekerja ke Semarang karena akses lumpuh.

Meskipun, jalur Pantura Demak-Kudus seperti Tol Sayung Demak dan juga jalur Lingkar Demak yang tidak jauh dari rumahnya masih aman bisa dilewati saat banjir, tetapi akses dari rumahnya ke jalur Pantura Demak–Kudus tergenang banjir.

‘’Rumah saya tidak jauh dari exit Tol Sayung Demak dan juga jalur lingkar Demak. Saat banjir kemarin, kalau lewat di sana sih masih aman, tetapi akses dari desa ke jalur utama itu tergenang banjir,’’ tuturnya.

Banjir Demak yang meluluhlantakkan perkotaan hingga ke permukiman itu menjadi perhatian saat ini. Salah satu alasannya karena Demak merupakan jalur mudik

Baca Juga: Cerita Okta Lahirkan Bayi saat Tanggul Sungai Demak Jebol: Nekat Terobos Banjir

Perubahan iklim dan El Nino, bukan isapan jempol

Bencana Banjir hingga Longsor Bayangi Arus MudikInfografis perubahan iklim (IDN Times/M Shakti)

Cuaca ekstrem, dua kata ini kerap menghiasi pemberitaan sejak tahun lalu, ketika kemarau panjang dan suhu yang meningkat. 

Para ahli iklim yakin bahwa tahun 2023 akan menjadi tahun terpanas dalam sejarah. Meskipun ada beberapa faktor yang mempengaruhi rekor suhu panas tahun ini, para peneliti mengatakan bahwa perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia adalah faktor yang paling bertanggung jawab.

Copernicus Climate Change Service (C3S) mengungkap, seperti dikutip dari situs Live Science, periode September hingga November di belahan Bumi Utara, menjadi musim terpanas sejak pencatatan mereka dimulai pada 1940, dengan suhu mencapai 0,32 derajat Celcius, lebih tinggi dari sebelumnya.

Rekor musim panas terpanas sebagian disebabkan oleh gelombang panas yang memecahkan rekor, mencakup rangkaian tiga hari terpanas yang pernah ada secara global.

Badan Meteorologi Dunia (WMO) juga mencatat, suhu lautan di bumi mencatatkan rekor terpanas pada Agustus 2023, di mana ada kenaikan mencapai 1,5 derajat Celcius. Itu dialami lebih dari 70 persen lautan di bumi, yang suhunya sudah meningkat selama tiga bulan terakhir.

Di Indonesia, panas menyengat melanda sejumlah kota besar, termasuk Jakarta dan sekitarnya. Hal ini diperparah dengan fenomena El Nino. 

El Nino adalah fenomena pemanasan suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur. Pemanasan ini menyebabkan pergeseran pusat pertumbuhan awan, dari wilayah Indonesia ke wilayah Samudra Pasifik Tengah dan Timur. Akibatnya, curah hujan di Indonesia pun menurun. 

Memasuki musim hujan pun persoalan lain muncul. Bencana hidrometeorologi membayangi. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hidrometeorologi merupakan suatu fenomena bencana alam atau proses merusak yang terjadi atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), atau lautan (oseanografi). 

Di musim hujan, bencana hidrometeorologi bisa berbentuk hujan ekstrem, angin kencang, banjir, longsor, dan lain sebagainya. 

Adapun fenomena El Nino, lanjut Supari, bukan terjadi di Indonesia. Dia menerangkan fenomena El Nino merupakan meningkatnya suhu air laut yang ada di Samudra Pasifik di atas rata-rata suhu normal. Meski terjadi di lautan Pasifik namun dampaknya terasa di Indonesia.

"El Nino masih terjadi dan akan berakhir pada April atau Mei tapi kami masih menunggu. Di Indonesia dampaknya sudah tidak dirasakan, karena dampaknya itu hanya dirasakan di wilayah Indonesia ketika musim kemarau," katanya.

Bencana Banjir hingga Longsor Bayangi Arus MudikBencana hidrometeorologi (BMKG)

Baca Juga: PBB: El Nino Akan Datang dengan Rekor Suhu Terpanas

2. Bencana hidrometeorologi tantangan utama mudik tahun ini

Bencana Banjir hingga Longsor Bayangi Arus MudikSukamantri, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat jadi jalur alternatif selatan menuju Cirebon dan Bandara Kertajati atau sebaliknya itu merupakan jalur yang sering dilalui kendaraan para pemudik saat arus mudik Lebaran (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

Kementerian Agama RI memperkirakan, Idul Fitri 2024 jatuh pada 10-11 April 2024. Seperti tahun-tahun sebelumnya, momen ini akan digunakan sebagian warga Indonesia untuk mudik. 

Pemerintah memprediksi, 193,6 juta orang akan mudik tahun ini. Adapun puncak arus mudik diperkirakan akan terjadi mulai 5 hingga 8 April 2024. Sedangkan, puncak arus balik akan terjadi pada 13 hingga 16 April 2024.

Koordinator Bidang Analis Variabilitas Iklim BMKG, Supari mengatakan, musim hujan masih membayangi sejumlah wilayah di Indonesia yakni Sumatera, Kalimantan, Jawa Barat dan Jawa Tengah hingga April mendatang. Dia pun mengimbau para pemudik agar tetap waspada di tengah kondisi cuaca ekstrem yang diprediksi masih terjadi di bulan April.

"Lebaran 2024 ini terjadi di pertengahan April ini bersamaan dengan periode banyak musim hujan," kata Supari saat dihubungi IDN Times, Kamis (28/3/2024).

Supari mengakui pada awal Maret memang terjadi gangguan cuaca dan iklim yang menyebabkan menyebabkan curah hujan sangat tinggi sejumlah wilayah dan mengakibatkan banjir, bahkan tanggul jebol sehingga jalur Pantura sempat lumpuh.

Walau demikian, Supari mengatakan pemudik terutama di Jawa tidak perlu khawatir karena diprediksi cuaca ekstrem sudah berkurang.

"Potensinya berkurang karena sudah masa lewat masa puncak musim hujan, tapi kami mengimbau karena April sebagian wilayah akan peralihan. Aman tetapi tetap waspada," imbuhnya.

Baca Juga: Pohon Tumbang Intai Perjalanan Mudik di Tabanan

Baca Juga: 100 Kilometer Lebih Jalur Mudik Pantura Timur Remuk Diterjang Banjir

Jalur rawan bencana Sumatra, Jawa, NTB hingga Kalimantan, waspada!

Bencana Banjir hingga Longsor Bayangi Arus MudikJalan alternatif Solok - Pesisir Selatan yang sebagian ditimbun longsor di Sariek Bayang, Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Selasa (26/3/2024) ( ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Sejumlah jalur mudik masuk kategori rawan bencana. Nah, titik-titik mana saja yang perlu diwaspadai? 

Di Jawa Tengah, pemudik diminta mewaspadai daerah-daerah yang berada di dekat tebing pegunungan dan dekat pesisir pantai karena rawan longsor dan banjir. 

Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah dan Yogyakarta, Rien Marlia mengatakan saat arus mudik nanti, potensi banjir akan melanda sejumlah ruas jalan yang digunakan untuk arus mudik Pantura Kaligawe hingga Sayung Demak.

"Yang rutin tergenang di Pantura Kaligawe-Demak. Kemudian di ruas lingkar Kudus sampai memasuki pusat kota Rembang, batas Kabupaten Rembang yang di wilayah Bulu," ujar Rien saat dikonfirmasi IDN Times, Sabtu (30/3/2024).

Selanjutnya, untuk ruas jalur mudik yang rentan terkena longsor ialah ruas jalan Desa Sampang, lalu Kecamatan Butuh dan sebagian wilayah Purworejo Selatan.Selain itu, ada juga kerawanan bencana longsor yang berada di jalur mudik Kecamatan Giriwoyo Wonogiri dan Glombong Kabupaten Brebes. 

DI Yogyakarta, salah satu wilayahnya yang rawan juga adalah Kabupaten Sleman. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Bambang Kuntoro menuturkan, daerah yang rawan banjir adalah jalan Ring Road UPN. "Kemudian di sekitar Maguwoharjo, karena curah hujan kemarin cukup tinggi, jadi cukup rawan," kata Bambang, Senin (25/3/2024).

Sedangkan jalur rawan longsor, terpetakan pada area perbukitan Prambanan serta jalur-jalur yang berada di tepian sungai. "Rawan longsor kalau wilayahnya Prambanan pastinya, Gayamharjo, Sambirejo, bukit kan longsor itu karena curah hujan tinggi," lanjut Bambang. 

Selain itu, dia juga meminta masyarakat waspada ketika melintasi area lereng Gunung Merapi. Sekalipun bukan menjadi lintasan mudik, jalur ini diprediksi menjadi jujugan atau tujuan para wisatawan.

"Daerah lereng Merapi nanti banyak wisatawan menggunakan wisata jip. Hati-hati karena banyak pemudik. Kemudian cuaca hidrometeorologi sekarang masih pancaroba," pesan Bambang. Imbauan ini juga tak lepas dari kondisi Gunung Merapi itu sendiri yang saat ini berstatus Siaga atau berada di Level III.

Di Banten, ada 7 ruas jalan yang menjadi kewenangan provinsi bakal dilalui para pemudik dan wisatawan, yakni: Citeras - Tigaraksa; Ciruas - Petir - Warung Gunung; Pakupatan - Palima: Palima - Persimpangan Teneng; Taktakan - Mancak - Anyer; Mengger - Caringin; dan Ciomas - Mandalawangi.

"Ruas jalan yang rawan longsor itu Palima-Persimpangan Teneng dan Taktakan-Mancak-Anyer," kata Arlan saat dikonfirmasi, Rabu (27/3/2024).

Di Lampung, ada 9 titik rawan bencana dipetakan pada jalur mudik lebaran tahun ini.  "Hasil pemetaan kami, (9 titik rawan bencana) tersebar di enam kabupaten/kota. Titik terbanyak ada di Kabupaten Lampung Timur empat lokasi rawan banjir dan longsor," kata Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Umi Fadilah Astutik, Jumat (29/3/2024).

Sebaran titik rawan bencana pada arus mudik itu meliputi Kota Bandar Lampung satu titik di Koala, Kecamatan Telukbetung Selatan (banjir); Lampung Selatan satu titik di Pasir Putih, Kecamatan Katibung dan Sragi (banjir); Tanggamus satu titik di Pekon Sedayu, Kecamatan Semaka (banjir dan longsor); serta Pesisir Barat satu titik di Pekon Biha (banjir).

Kemudian Lampung Barat empat titik meliputi Pekon Biha (banjir dan longsor); Pekon Kubu Prahu (banjir dan longsor); Jalur Liwa - Krui (longsor); Pekon Way Semangka dan Pekon Batu Kebayan (longsor); dan Way Kanan 1 titik di Desa Kiling dan Desa Sri Menanti (banjir).

"Pada titik-titik ini, kami minta masyarakat maupun pemudik bisa lebih waspada dan berhati-hati saat melintasi lokasi, serta dapat memperhatikan rambu-rambu lalu lintas yang ada," ucapnya.

Jika pemudik berencana naik kereta api hingga ke Jawa Timur, PT Kereta Api Indonesia (KAI) DAOP 8 Surabaya juga memetakan sejumlah daerah yang rawan bencana longsor dan banjir. 

Manajer Humas PT KAI DAOP 8 Surabaya, Luqman Arif mengungkapkan jalur kereta api di Jawa Timur melintasi 11 kabupaten/kota dengan panjang jalur mencapai 530.168 kilometer (km). Mereka mencatat ada 7 titik yang ditengarai rawan terjadi bencana.

Yang menjadi sorotan dianya 2 titik rawan longsor di jalur Stasiun Pohgajih menuju Stasiun Wlingi. Kemudian juga jalur di atas jembatan Kampung Warna-warni Jodipan juga rawan terjadi berencana karena di bawahnya terdapat Sungai Brantas, sehingga jembatan rawan tergerus arus air. Selain itu, di Stasiun Wlingi dan Stasiun Sumberpucung juga rawan terjadi longsor.

"Tahun lalu pernah terjadi longsor di jalur Stasiun Sumberpucung menuju Stasiun Wlingi, sehingga menghambat perjalanan KA. Sementara di jembatan Jodipan adalah kekuatan jembatan yang kami khawatirkan," terangm saat dikonfirmasi pada Rabu (27/3/2024).

Tidak hanya rawan terjadi longsor, beberapa jalur rel di Jawa Timur juga rawan diterjang banjir. Luqman mencontohkan ruas rel di jalur utara mulai dari Tandes-Gresik- Bojonegoro rawan diterjang banjir. Selain itu, ruas rel di Porong, Sidoarjo juga memiliki kerawanan yang sama.

"Untuk menanggulangi ini, kami menyiagakan penjagaan selama 24 jam sehingga akan ada petugas yang berjaga secara bergantian dengan dijadwalkan shift-nya," jelasnya.

Bencana Banjir hingga Longsor Bayangi Arus MudikInfografis dampak perubahan cuaca (IDN Times/M Shakti)

Baca Juga: Hati-hati, Ini Jalur Mudik dan Wisata di Banten yang Rawan Longsor 

Di Kalimantan Selatan (Kalsel), beberapa titik menjadi sorotan pemerintah provinsi karena rawan. Pemprov Kalsel telah menyurvei sejumlah jalan untuk mengevaluasi kondisi lapangan, mengidentifikasi permasalahan, dan memberikan rekomendasi penanganan kepada pihak yang berwenang.

“Jalur mudik dan balik secara keseluruhan sudah siap. Namun, terdapat beberapa titik yang memerlukan perbaikan dan saat ini BPJN dan PUPR masih dalam proses penanganannya,” kata Kasi Manajemen Rekayasa Lalu Lintas dari Dinas Perhubungan Provinsi Kalsel Rudi Harianto pada Sabtu (30/3/2023).

Rudi juga menyampaikan bahwa beberapa titik rawan kecelakaan dan kemacetan di Kalsel antara lain: Arah Banjarmasin ke Hulu Sungai

A. Jalan alternatif Batola-Margasari-Kandangan mengalami beberapa longsor namun sedang ditangani oleh BPJN.

B. Jalan by pass Kandangan memiliki beberapa lubang yang akan segera diperbaiki.

C. Bundaran by pass Rantau masih dalam tahap pembangunan.

D. Jalan lingkar Barabai (HST) memiliki beberapa lubang yang akan segera diperbaiki.Arah Banjarmasin ke Tanah Bumbu, secara umum sudah siap.
"Ada jalur yang tidak kami rekomendasikan sebagai jalur mudik karena kondisi jalan rusak dan rawan longsor, yaitu jalur Kandangan-Batulicin,” tambahnya.

Di Nusa Tenggara Barat (NTB), ada 17 titik jalur mudik yang rawan longsor, yakni:

Ampenan - Pemenang di Batulayar
Ampenan - Pemenang di depan Hotel Royal
Ampenan - Pemenang di Dusun Nipah Lombok Utara
Pemenang - Bayan di Dusun Karang Bajo Lombok Utara
Bayan - Sembalun di Desa Sembalun
Rembiga - Pemenang di Desa Pusuk Lestari sampai Desa Bentek
Taliwang - Jereweh di Poto Batu
Benete - Sejorong di Desa Tongo9. Sejorong - Tatar di Desa Talonang Baru
Lenangguar - Lunyuk di Desa Lunyuk Rea
Batas Kabupaten Dompu - Banggo di Desa Nangatumpu
Batas Kabupaten Dompu - Banggo13. Banggo - Batas Kota Dompu
Labuan Kenanga - Kawinda To'i
Batas Kota Dompu - Sila16. Raba - Sape
Wilamaci - Karumbu

Wilayah NTB masih berpotensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang saat arus mudik dan balik lebaran 2024. Meski demikian, menurut Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi ZAM Lombok Ari Wibianto, intensitas hujan sudah mulai berkurang dibandingkan bulan Maret 2024.

"Tetapi masih ada potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang dikarenakan wilayah NTB masih berada pada masa peralihan musim hujan ke musim kemarau," terang Ari dikonfirmasi IDN Times, Jumat (29/3/2024). 

Selain banjir dan longsor, pohon tumbang pun menjadi perhatian. Di Bali, Kepala BPBD Tabanan, I Nyoman Srinadha Giri, memaparkan jalur Denpasar-Gilimanuk yang ada di Kabupaten Tabanan merupakan jalur di mana pohon rindang tumbuh di sepanjang jalan.

"Jika hujan disertai angin, pohon tumbang sangat rawan terjadi di jalur ini," kata Giri, Jumat (29/2/2024).

Untuk memberikan keamanan dan kenyamanan selama mudik, BPBD Tabanan membuat jadwal perompesan pohon perindang yang sudah mulai digelar sejak 27 Maret hingga 4 April mendatang.

 

Baca Juga: Arus Mudik Kalsel, Titik Rawan dan Program Mudik Gratis

4. Cuaca dinamis, pemudik diminta aktif cek informasi BMKG

Bencana Banjir hingga Longsor Bayangi Arus MudikFoto udara kondisi jalur utama pantura Demak-Kudus yang terendam banjir di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Senin (18/3/2024). Menurut data yang dihimpun BPBD Kabupaten Demak dari Rabu (13/3) hingga Senin (18/3) banjir yang kembali melanda Kabupaten Demak itu karena curah hujan tinggi yang menyebabkan sejumlah tanggul sungai jebol sehingga mengakibatkan ribuan rumah terendam banjir di 89 desa dari 11 kecamatan, 24.946 jiwa mengungsi, serta terputusnya jalur utama pantura Demak-Kudus. (ANTARA/Aji Styawan)

Baca Juga: Sejumlah Jalur Mudik di Bantul Rawan Kecelakaan hingga Bencana

Baca Juga: Jalur Pelabuhan Ciwandan Rawan Kecelakaan, Pemotor Hati-Hati

Baca Juga: Daftar Jalur Mudik Rawan Banjir dan Longsor di Pantura dan Pansela Jateng

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengimbau pemudik untuk berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan selama arus mudik dan arus balik Lebaran.

BMKG memprakirakan cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di beberapa wilayah sepanjang masa mudik Lebaran 2024.

"Dinamika atmosfer di Indonesia sangat dinamis, sehingga bisa tiba-tiba berubah," ungkap Dwikorita pada Senin (25/3/2024).

Dwikorita berharap pemudik untuk secara aktif melihat informasi dan kondisi cuaca terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanan mudik. Apabila memang kondisi cuaca sedang buruk, jangan memaksakan diri dan sebaiknya ditunda, terutama bagi pemudik yang menggunakan moda transportasi laut.

"Lebih baik menunggu sampai kondisi cuaca kembali normal karena sangat membahayakan perjalanan," kata dia.

Perkembangan info cuaca dan peringatan dini cuaca, gelombang tinggi, pasang air laut dan tsunami, serta info dini gempa bumi, kata dia, bisa diakses melalui aplikasi InfoBMKG dan Indonesia Weather Information for Shipping (InaWIS).

Sebagai gambaran umum, Dwikorita mengungkap, kondisi cuaca selama pekan mudik dibagi dalam tiga fase periodik.

Periode sepekan sebelum lebaran, yakni tanggal 3-9 April 2024, BMKG memprediksi wilayah Indonesia berpotensi mengalami hujan dalam kategori ringan - sedang.

Periode sepekan saat lebaran, yaitu tanggal 10-16 April 2024, BMKG memprediksi, cuaca di Indonesia secara umum cerah - cerah berawan.

Periode ketiga, atau sepekan setelah Lebaran, yaitu tanggal 17-23 April 2024, BMKG memprediksi Indonesia bagian utara dan tengah berpotensi mengalami hujan dengan kategori ringan - sedang.

Selain itu, tambah dia, juga perlu diwaspadai potensi tumbuhnya bibit siklon tropis ataupun siklon tropis yang terjadi di Samudra Hindia, di perairan selatan Indonesia.

"BMKG bersama BRIN, BNPB, dan TNI AU menyiapkan opsi untuk melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca untuk mengantisipasi cuaca ekstrem. Semua dalam posisi stand by. BMKG juga membuka posko pelayanan selama pelaksanaan arus mudik dan arus balik Lebaran," ujarnya.

Baca Juga: Mudik Lebaran 2024, ini Jalur yang Rawan Longsor di NTB

Baca Juga: 9 Titik Rawan Bencana Jalur Mudik Lampung, Ini Kondisi Terkini!

5. Upaya pemda dan pusat agar pemudik aman

Bencana Banjir hingga Longsor Bayangi Arus MudikSejumlah kendaraan berada di dalam kapal feri saat melintas di perairan Selat Sunda, Senin (25/3/2024). PT ASDP Indonesia memprediksi puncak arus mudik Lebaran dari Pulau Jawa menuju Sumatra akan terjadi pada 6-7 April 2024 (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Jauh-jauh hari, sejumlah pemerintah daerah melakukan mitigasi kebencanaan pada sejumlah ruas jalan yang rawan terdampak bencana saat arus mudik dan balik lebaran 2024.

Direktur Utama Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan  (ASDP), Ira Puspadewi, memberikan gambaran tentang prosedur dan koordinasi yang dilakukan dalam menghadapi kondisi cuaca yang tidak kondusif selama masa mudik lebaran. 

Ira menekankan ASDP selalu berkoordinasi dengan BMKG serta Kementerian Perhubungan (Kemenhub). BMKG memiliki stasiun monitoring yang bekerja 24 jam untuk memantau kondisi cuaca di sekitar pelabuhan. 

“Biasanya ketika keadaan cuaca tertentu yang tidak kondusif, maka aparat kemenhub akan bekerja sama dengan BMKG, kemudian memutuskan misalnya sampai harus berhenti pelayanan,” kata Ira saat berada di IDN Media Headquarter di Jakarta, Kamis (28/3/2024).

Dia mengungkap, wewenang untuk menghentikan atau melanjutkan penyeberangan kapal ada di tangan Kemenhub. Jika layanan penyeberangan dihentikan, ASDP segera memberikan informasi kepada masyarakat melalui media sosial seperti Instagram, TikTok, dan ASDP 191 terkait penghentian penjualan tiket.

“Dengan demikian orang tidak antre yang terlampau panjang, sampai keadaan kondusif lagi dan tiketnya kemudian dibuka lagi," kata dia. 

Terkait dengan mitigasi terhadap kondisi cuaca, Ira menjelaskan ASDP selalu memperhatikan prakiraan cuaca yang diberikan oleh BMKG dalam rentang waktu 24 jam. 

“Sebagian besar lintasan kami itu semuanya kurang dari 24 jam. Bahkan bisa sampai 2-4 jam, bisa 4-8 jam,” katanya.

Di Lampung, Gubernur Arinal Djunaidi mengungkap, angkutan penyeberangan Pelabuhan Bakauheni-Merak dipastikan sudah siap dioperasionalkan dalam melayani arus aktivitas pemudik pada tahun ini.

Tercatat, sebanyak tujuh dermaga dan 66 kapal ferry siap dioperasikan. Selain itu, turut dipersiapkan juga buffer zone atau zona penyangga di titik Gayam, Jalan Lintas Tengah, dan Rest Area Jalan Tol KM 20 B, dan Rumah Makan Gunung Jati/3 Saudara di Jalan Lintas Timur untuk mendukung kelancaran di Penyeberangan Bakauheni-Merak."Dengan dukungan semua stakeholder terkait dan masyarakat, Provinsi Lampung siap mengawal pelaksanaan arus mudik Lebaran 2024," tandas gubernur.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Banten, Arlan Marzan mengungkap, pihaknya berusaha menyisir lubang di jalur mudik. Dia berharap, H-5 lebaran, jalur mudik sudah bebas dari lubang.

Selain itu, berdasarkan hasil mitigasi, ada dua ruas jalan yang menjadi jalur mudik dan balik di wilayahnya yang rawan mengalami longsor. "Ruas jalan yang rawan longsor itu Palima-Persimpangan Teneng dan Taktakan-Mancak-Anyer," kata Arlan saat dikonfirmasi, Rabu (27/3/2024).

Untuk mengantisipasi terjadinya dampak bencana alam yang meluas di jalur mudik, kata Arlan, Pemprov Banten terus melakukan berbagai upaya, termasuk menyediakan posko di setiap kantor Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) hingga menyiagakan alat berat.

Sementara Jawa Tengah yang tengah terdampak banjir, upaya perbaikan jalan pun terus dilakukan.

"Hampir 100-an kilometer jalan yang rusak. Pekerjaan rumah kami memang berat karena cuaca masih ekstrem ditambah masih banjir," ujar AR Hanung Triyono, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya (DPUBMCK) Jawa Tengah

Dia juga mengungkap, jalan alternatif juga rusak. Adapun kerusakan jalan berupa lubang-lubang menganga dengan ukuran bervariasi di masing-masing titik.

Penyebab kerusakan karena jalan berbahan dasar aspal telah dilewati angkutan berat selama pengalihan arus akibat banjir di Karangayar, Demak. Kala banjir itu menerjang, kata dia, jalur Pantura Demak-Kudus lumpuh.

Pihaknya berkomitmen memperbaiki dan memelihara jalur provinsi agar layak dilewati pemudik, namun perbaikan masih sebatas menambal lubang jalan. Untuk perbaikan jalur mudik ini, Dinas mengerahkan sekitar 800 orang.

"Semua kami pelihara, perbaiki. Dan jelang mudik sifatnya masih darurat. Tapi beberapa titik belum karena air belum surut. Seperti di Undaan, terus ada di Kudus, yang posisi masih (banjir)," paparnya. 

Dia juga berharap, banjir lekas surut dan tak ada tanggul jebol lagi sewaktu arus mudik terjadi.

Jalur rusak ini bahkan dari Semarang. Menurut Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah dan Yogyakarta, jalur mudik Semarang-Kudus, rusak parah. 

"Jadi akibat banjir besar yang melanda kemarin itu, lokasi jalan yang kami kelola hancur. Di ruas Semarang-Kudus itu yang lebih parah dari Kudus Semarang dengan panjang badan jalan hampir 1,4 kilometer," kata Rien, Kamis (28/3/2024).

Rien juga menyampaikan kerusakan jalur mudik Semarang-Kudus terlihat dari sebagian besar aspal jalan yang mengelupas. Saking parahnya, banyak jalan menjadi berlubang. 

Menurut Rien, perbaikan jalur mudik yang sedang dikebut saat ini diharapkan bisa kelar saat H-10 Lebaran 2024 nanti. Ia ingin ruas jalur mudik dari Semarang-Kudus maupun sebaliknya sudah bisa dilewati kendaraan para pemudik yang datang dari arah timur Jawa Tengah maupun arah barat.

Persiapan dilakukan Pemda NTB, khususnya di segi transportasi. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) NTB Lalu Moh. Faozal mengungkap, seluruh angkutan lebaran untuk moda transportasi laut, darat, dan udara dipastikan siap menyambut mudik lebaran 2024.

"Kami berharap pada bulan April cuaca membaik. Tahun ini, memang agak ekstrem sedikit cuacanya," kata dia.

Ramp check bus digencarkan pemda untuk memastikan armada transportasi umum untuk mudik laik jalan. Dinas Perhubungan (Dishub) Tabanan juga menginspeksi armada angkutan lebaran sejak dua pekan lalu dan akan berlangsung mendekati lebaran.

"Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pengecekan kelengkapan surat kendaraan, kemudian kondisi fisik armada mulai dari kelayakan mesin ban cadangan, pemecah kaca, surat laik jalan termasuk surat kelengkapan kendaraan seperti SIM dan STNK," papar Kasi Angkutan Dishub Tabanan Dewa Nyoman Arsa Dyana.

Baca Juga: 7 Titik Jalur Kereta Rawan Bencana di Jatim

Pemudik, perbanyak informasi jalur pulang kampung sebelum berangkat ya!

Bencana Banjir hingga Longsor Bayangi Arus MudikJalan Lingkar Selatan, Kota Cilegon, Banten, Sabtu (30/3/2024) menjadi jalur utama untuk pemudik motor menuju pelabuhan Ciwandan tersebut dipenuhi pasir sehingga mengganggu kenyamanan dan keamanan pengendara, terutama roda dua (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Pemudik sebaiknya mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai jalur yang akan ditempuh, jika memutuskan untuk mudik dengan kendaraan pribadi. Hal ini dirasa penting oleh Ano, warga Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.

Tahun ini, Ano sekeluarga akan mudik ke Sukabumi, Jawa Barat. Dia punya dua pilihan. Pertama, Jalur Selatan Banten yang memiliki panorama pemandangan pantai. Namun, dia menilai, jalur ini tidak dia rekomendasikan jika mudikke Jawa Barat saat Idul Fitri.

Musababnya, jalur tersebut akan ramai dan macet jika mulai di hari Lebaran dan seterusnya, karena pergerakan orang untuk bersilaturahmi atau berwisata ke pantai, membuat jalur tersebut akan dipenuhi kendaraan.

"alau lewat jalur selatan itu pas Lebaran itu macet, malah buang waktu," kata Ano, Jumat (29/3/2024).

Ano mengatakan, jalur selatan sangat enak dilewati, jika bukan momen lebaran. Untuk mudik tahun ini, dia akan mengambil alternatif kedua. "Tahun ini tidak melalui jalur selatan, tapi lewat Jasingan, Leuwiliang, terus ke Bogor, baru ke Sukabumi," kata dia.

Meski tak melewati jalur bencana, ada juga jalur yang rawan kecelakaan lantaran kondisi jalan yang berbahaya.

"Kami tidak melewati jalur rentan bencana, tapi melewati jalur rawan karena licin akibat aktivitas galian tanah," kata dia.

Sementara itu, Aris warga Maja, memastikan akan berangkat mudik tahun ini ke daerah asalnya di Wonosari, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Beberapa persiapan khusus ia lakukan, seperti memastikan kondisi kendaraan Toyota Kijang produksi 1990-an hingga persiapan kondisi fisik empat orang keluarga, termasuk dirinya. "Persiapan khusus, naro barang di atas mobil biar aman," ungkapnya.

Ia mengaku, akan full melalui jalan tol dari pintul tol Balaraja hingga pintu tol terdekat dengan lokasi daerah mudiknya dengan estimasi durasi perjalanan 12 jam. "Full tol itu tarif tolnya Rp513.500. Bensin Rp800 ribu," kata dia.

Warga asal Kabupaten Bogor, Amel (37), mengaku akan mudik H-5 ke Brebes, Jawa Tengah. Dia dan suami sudah mengumpulkan informasi mengenai jalur yang akan dilalui. 

"Kami sih akan masuk Cikampek terus Tol Cipali, lalu exit di Brebes Timur. Biasanya, waktu perjalanan 4 jam. Kalau macet, bisa 5 sampai 6 jam," kata dia.

Dia mengakui, biaya Tol Cipali memang cukup mahal, tapi dia tidak keberatan karena tol bisa mempersingkat waktu perjalanan. "Kalau lewat jalur biasa, lebih lama. Belum lagi, ini mendekati puncak arus mudik, pasti macet," kata dia.

Untuk menyiapkan perjalanan mudik, Amel dan suami juga sudah memasukkan mobil pribadi ke bengkel. "Semua diperiksa supaya aman," imbuhnya.

Bagaimana dengan kamu? Sudahkah kamu persiapkan perjalanan mudik dengan baik? Pantau terus informasi cuaca, titik rawan bencana, kecelakaan, hingga kemacetan ya. Ingat, keluarga di kampung menunggu.

Baca Juga: Persiapan Warga Lebak yang Mudik ke Yogya & Jawa Barat

Ini merupakan tulisan kolaborasi hyperlocals IDN Times, yakni Jawa Tengah, Jakarta, Jawa Timur, Banten, Lampung, Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, hingga Kalimantan Timur.

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya