Mengenal Suku Baduy dan Baju Adatnya yang Sederhana

Suku Baduy mendiami wilayah Lebak, Banten

Serang, IDN Times -  Presiden Joko Widodo memilih pakaian baju adat Suku Baduy dalam Pidato Kenegaraan Presiden dalam Sidang Tahunan MPR RI, Senin (16/8/2021). Seperti apa sih baju adat Baduy ini? 

"Penyiapan baju ini dibantu oleh Pak Jaro Saija, Tetua Adat Masyarakat Baduy sekaligus Kepala Desa Kanekes," demikian dikutip dari Twitter resmi Kantor Staf Presiden. 

Simak nih penjelasan mengenai Suku Baduy dan baju adatnya.

Baca Juga: [BREAKING] Jokowi Kenakan Pakaian Adat Suku Baduy di Sidang Tahunan MPR

1. Suku Baduy mendiami wilayah Kanekes, Lebak

Mengenal Suku Baduy dan Baju Adatnya yang SederhanaWarga Suku Baduy Luar mendapatkan bantuan sembako di Desa Kanekes, Lebak, Banten, Senin (29/6/2020). (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Suku Baduy tinggal di Desa Kanekes, Leuwidamar, Banten. Gak heran, mereka juga kerap disebut dan menyebut diri sebagai Orang Kanekes. 

Secara umum, Baduy terbagi menjadi dua, yakni Baduy Dalam dan Luar. Perbedaan pada pembagian ini terlihat dari bagaimana mereka menerima perubahan peradaban dan teknologi dalam kesehariannya.

Baduy Dalam masih berpegang teguh dengan aturan adat yang ketat dan kuat. Mereka menjalankan tata cara hidup seperti nenek moyang mereka. Mereka pun memilih untuk tidak menerima teknologi apapun dari dunia luar. 

Sementara Baduy Luar relatif lebih terbuka, meski tak menerima semua perubahan peradaban dan teknologi. 

2. Baju adat Suku Baduy dikenal dengan nama Jamang Sangsang

Mengenal Suku Baduy dan Baju Adatnya yang SederhanaWarga Baduy Dalam menunggu wisatawan di Desa Kanekes, Lebak (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Salah satu aturan adat yang masih dipegang kuat oleh orang Baduy adalah pakaian yang bernama jamang sangsang. Ini adalah pakaian untuk laki-laki. 

Baju ini berlengan panjang dengan cara pakai hanya disangsangkan atau hanya dilekatkan pada tubuh. Desain baju sangsang berlubang pada bagian leher sampai dada serta tidak menggunakan kerah, kancing, dan kantong.

Dikutip dari Indonesiakaya.com, pakaian mereka menjadi ciri khas karena memiliki warna dan desainnya yang sederhana. Warna hitam dan putih menjadi warna yang dominan dalam pakaian adat Suku Baduy.

Baju adat Suku Baduy terbuat dengan bahan yang didapat dari alam sekitar. Hal ini mudah saja karena pegunungan yang kaya hasil alam telah menjadi tempat tinggal Suku Baduy. 

Baca Juga: Di Balik Ritual Kawalu Suku Baduy Dalam, Doa dan Puasa untuk Indonesia

3. Proses pembuatan baju ini benar-benar dari nol, yakni menanam biji kapas

Mengenal Suku Baduy dan Baju Adatnya yang SederhanaANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Suku Baduy tidak mau mengenakan baju buatan pabrik. Baju adat dan sehari-hari mereka buat dari mulai menanam biji tanaman kapas. 

Ketika panen, kapas kemudian dipintal menjadi benang. Kapas yang telah menjadi benang selanjutnya ditenun oleh kaum perempuan Suku Baduy hingga menjadi bahan. Bahan inilah yang nantinya akan dibuat menjadi baju adat dan dipakai sehari-hari.

Semua proses itu dikerjakan sendiri oleh masyarakat Baduy, tanpa bantuan alat berteknologi tinggi. 

3. Bahkan, baju Orang Baduy gak boleh dijahit pakai mesin jahit loh

Mengenal Suku Baduy dan Baju Adatnya yang SederhanaTwitter/Kantor Staf Presiden

Karena tidak menerima pengaruh dan teknologi dari luar, baju adat Orang Baduy pun dibuat menggunakan alat seadanya. Baju adat ini tidak boleh dijahit menggunakan mesin jahit.

Sementara itu, warna putih yang menjadi warna dominan memiliki arti bahwa kehidupan mereka yang suci dan tidak terpengaruh budaya luar. Warna ini hanya dikhususkan bagi Suku Baduy Dalam.

Sementara itu, Baduy Luar, Mereka menggunakan baju kampret bewarna hitam atau biru tua. Baju adat masyarakat Baduy Luar juga sudah terpengaruh budaya luar, terlihat dari kantong dan kancing yang digunakan dalam mendesain baju.

Pada bagian bawah atau celana, Suku Baduy hanya menggunakan kain berwarna biru kehitaman yang dililitkan pada bagian pinggang. Celana ini diikat dengan selembar kain yang berfungsi sebagai ikat pinggang.

Sedangkan di bagian atas, kain ikat kepala digunakan sebagai penutup. Ikat kepala ini dibedakan dengan warna putih dan biru tua. Untuk putih diperuntukkan bagi Suku Baduy Dalam sedangkan warna biru tua bercorak batik menjadi ikat kepala yang digunakan Suku Baduy Luar.

Baca Juga: COVID-19 Sudah Masuk Baduy, Setop Dulu Kunjungan!

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya