Lebak, IDN Times - Mendengar kata Baduy, biasanya akan terlintas di benak kita sekelompok masyarakat suku adat yang mendiami pedalaman Banten Selatan, tepatnya di Leuwi Damar, Lebak. Warganya diketahui mengisolasi diri dari kehidupan modern.
Bahasa sehari-hari mereka adalah bahasa Sunda dengan aksen khusus, yang dalam kalangan orang Sunda disebut ngayun atau penekanan di setiap kata terakhir pada kalimat yang mereka ucapkan.
Banyak versi sejarah terkait eksistensi suku yang mendiami lembah di hulu Sungai Ciujung itu. Tak terkecuali penamaan kata Baduy sendiri.
Saat IDN Times menyusuri perkampungan suku Baduy, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwi Damar selama tiga hari, 8-10 Agustus 2019, warga Baduy justru jarang menyebut dirinya sebagai Baduy. Mereka cenderung menyebut diri sebagai orang kampung tempat mereka berasal. Seperti orang Cibeo bagi mereka yang berasal dari kampung Cibeo, orang Cikesik bagi yang berasal dari Cikesik, dan 60-an kampung lainnya di Desa Kanekes.
Lalu pertanyaannya, dari mana sebutan Baduy itu berasal?