Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Jangan Ragu ke Psikolog Jika Kamu Butuh, Hiraukan Stigma!

Ilustrasi pria berkonsultasi ke psikolog (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Kesehatan jiwa sering diabaikan karena stigma negatif
  • Psikolog dan psikiater penting untuk membantu masalah kejiwaan
  • Stigma mencegah individu mencari bantuan profesional

Tangerang, IDN Times - Kesehatan jiwa sering kali dipandang sebelah mata dibandingkan dengan kesehatan fisik. Pandangan ini tidak terlepas dari stigma negatif yang kerap melekat pada orang-orang yang mencoba mencari bantuan profesional.

Padahal, kesehatan jiwa adalah fondasi penting untuk menjalani hidup yang berkualitas, sebagaimana kesehatan fisik. Di tengah minimnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya ke psikolog, berikut adalah tips agar kamu tidak ragu untuk datang ke psikolog, ketika membutuhkan.

1. Pentingnya curhat ke profesional

ilustrasi memberi nasihat (pexels.com/SHVETS production)

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan ayosehat.kemkes.go.id, banyak orang lebih memilih memendam masalahnya atau sekadar berbagi dengan teman, namun tidak semuanya memiliki kemampuan untuk memberikan solusi yang tepat, apalagi terkadang masalah teman kerap kali malah lebih berat.

Di sinilah peran psikolog atau psikiater menjadi sangat penting. Mereka adalah tenaga profesional yang telah dilatih untuk membantu mengatasi masalah kejiwaan, dari kecemasan, stres, depresi, hingga gangguan mental lainnya.

Curhat ke psikolog tidak hanya membantu melepaskan beban emosional, tetapi juga memberikan strategi dan penanganan yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut.

2. Mengapa stigma harus dihiraukan?

terapi psikolog (freepik.com/freepik)

Menurut penelitian Afina Syifa Biladina dalam jurnal berjudul Stigma Terkait dengan Meminta Bantuan dari Seorang Profesional Tenaga Kesehatan Mental di Bandung, Indonesia, stigma menjadi hambatan utama bagi individu yang membutuhkan bantuan profesional.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa stigma publik, stigma profesional, dan stigma diri sendiri dapat menyebabkan seseorang enggan mencari pertolongan meskipun mereka sangat membutuhkan.

Stigma terhadap kesehatan mental sering kali berbentuk pelabelan negatif, seperti dianggap kurang iman, lemah, atau bahkan gila. Hal ini tidak hanya menciptakan ketakutan pada individu untuk mencari bantuan, tetapi juga memperburuk kondisi mental mereka.

Seperti yang ditemukan dalam penelitian Biladina, banyak individu merasa takut dijauhi teman atau mendapatkan perlakuan diskriminatif jika diketahui berkonsultasi ke psikolog.

3. Sama seperti kesehatan fisik, kesehatan mental juga harus jadi prioritasmu

Ilustrasi stress (pexels.com/Keenan Constance)

Mencari bantuan profesional bukanlah tanda kelemahan, melainkan langkah berani untuk memperbaiki diri. Psikolog dan psikiater mampu memberikan pendekatan yang berbasis bukti untuk membantu individu menghadapi masalah mereka.

Berbicara kepada profesional juga mengurangi risiko melakukan self-diagnosis, yang sering kali salah dan dapat memperburuk kondisi seseorang. Sebagaimana dikemukakan dalam penelitian, self-diagnosis berpotensi membuat individu salah memahami penyebab gejala mereka.

Hiraukan stigma dan mulai prioritaskan kesehatan mentalmu. Tidak ada yang salah dengan mencari bantuan psikolog atau psikiater. Justru, hal ini menunjukkan bahwa kamu peduli terhadap dirimu sendiri.

Ingatlah, menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Dengan begitu, kamu bisa menjalani hidup yang lebih seimbang, bahagia, dan bermakna.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
M Iqbal
Ita Lismawati F Malau
M Iqbal
EditorM Iqbal
Follow Us