Serang, IDN Times – Abdul (bukan nama sebenarnya), tak pernah membayangkan harus mengadu nasib di Jakarta sebagai driver ojek online. Padahal, kampung halamannya dikenal sebagai salah satu kawasan industri terbesar di Banten, dipadati oleh pabrik-pabrik berskala nasional dan internasional.
Warga Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang berusia 25 tahun itu merasa justru sulit mendapatkan pekerjaan di kampung sendiri. Penyebabnya, praktik percaloan tenaga kerja yang mengharuskan pencari kerja membayar uang jutaan rupiah agar bisa diterima bekerja.
“Kalau nggak punya ‘duit pelicin’ minimal dua sampai lima juta (rupiah), susah masuk pabrik,” ujar Abdul ketika ditemui di salah satu titik jemput penumpang di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan pada Senin (9/6/2025).