Kapal klotok (Dok. IDN Times/Yandi
Salah satu wisatawan, Ita, menyebut pengalaman naik kapal klotok membuatnya deg-degan. Ita bersama satu rombongan, naik kapal klotok ke Pulau Peucang pada Agustus 2020.
"Ada satu titik di tengah perjalanan itu, di mana gelombangnya tinggi sehingga terasa sekali guncangannya," kata warga Bogor ini. Beberapa peserta dalam rombongan, kata dia, sampai mabuk laut.
"Saat itu, kepikiran sih, ini kapal kayu aman gak ya melewati gelombang sekuat ini?" kata dia. Ada beberapa teman dalam rombongan itu kemudian menanyakan ke kapten kapal mengenai keamanan moda transportasi itu.
Kapten kapal, kata Ita, lantas menyebut, semua aman. Gelombang tinggi memang biasa terjadi di titik tersebut karena ada pertemuan arus.
"Pulang pergi ke Peucang itu, pakai kapal klotok. Aman sih," tambah Ita, lagi. Informasi yang dia terima, moda transportasi laut menuju Peucang dan Sumur memang hanya kapal klotok itu sehingga dia dan rombongan tak ada pilihan lain.
Wisatawan lainnya, Ima mengatakan, gelombang besar di perjalanan Sumur-Peucang itu terasa karena rombongan menggunakan kapal kecil. Ima lantas membandingkan pengalamannya naik kapal besar dengan kapal klotok. "Kapal kecil lebih berasa banget ombaknya," kata dia.
Karena naik kapal kecil, Ima tak menampik rasa was-was ketika naik kapal klotok. Dia sempat memikirkan risiko human error hingga kemungkinan kapal kecil itu tenggelam setelah dihantam gelombang besar. "Lebih banyak risikonya sih," kata dia.