Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Suku Baduy (ANTARA FOTO)

Lebak, IDN Times - Komunitas Adat suku Baduy kini menghadapi ancaman serius, yakni hilangnya satu generasi. Hal ini terungkap dalam keterangan tertulis para pemerhati budaya dan tetua adat Baduy, yang diterima IDN Times Senin (12/10/2020).

Pernyataan tersebut diungkap Uday Suhada pemerhati Baduy, Jaro Saija Kepala Pemerintahan dari lembaga adat Baduy, Lisa Karnaatmadja keturunan ke-9 Wirasuta (Pangeran Astapati, panglima perang Sultan Ageng Tirtayasa yang berasal dari Baduy Dalam), Rohaendi seniman Banten dan anak-anak muda yang tergabung di Indigenous Organic.

1. Sebanyak 9.000 nomor telepon tercatat atas nama warga Suku Baduy

IDN Times/Muhamad Iqbal

Dalam keterangan itu, Uday mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi Baduy saat ini. Dia menyebut, Baduy saat ini banyak perubahan yang membahayakan. Mereka terancam kehilangan satu generasi.

Penyebab utamanya adalah kemajuan teknologi. Android yang dimiliki dan digunakan oleh anak-anak Baduy telah mengubah pola pikir, sikap dan perilaku mereka. Kini sebagian besar anak muda Baduy enggan lagi membantu orang tuanya berhuma atau bertani di ladang.

Uday mengungkap, saat ini tercatat 9.000 nomor handphone atas nama warga Baduy di Desa Kanekes yang teregister di Kominfo Lebak. Dari jumlah itu, ada sekitar 6.000 nomor yang aktif.

"Tahun 1994 hingga tahun 2007-an, komunikasi yang dibangun mengandalkan telepati. Dulu saya berkali-kali mengalami hal itu. Kini Android menjadi andalan mereka," ungkap Uday.

2. Banyak Youtuber membuat konten di Baduy melangkahi aturan adat

IDN Times/Muhamad Iqbal

Bahkan, lanjut Uday, android itu kini sudah menjadi sarana untuk berniaga secara online. Yang mengkhawatirkan adalah tidak adanya kontrol terhadap konten yang mereka akses. Mayoritas mereka adalah pengguna medsos, bahkan menjadi YouTuber, Tiktok dan sebagainya. Mereka bebas mengakses konten apa saja dan kapan saja.

"Sementara orangtuanya, di samping sibuk berhuma, juga tidak paham apa itu Android, medsos dan apa bahayanya dari konten negatif yang merusak cara berpikir dan berperilaku anaknya," jelas Uday.

Persoalan ini ditambah lagi dengan menjamurnya YouTuber yang membuat konten tentang Baduy yang sering melangkahi hukum adat Baduy.

"Karena itu saya mengajak para pengguna medsos untuk lebih bijak dalam membuat content. Hormati hukum adat dan jangan eksploitasi mereka," harap Uday.

3. Jaro Saija: tugas hidup orang Baduy itu adalah bertani, melestarikan adat istiadat, bukan main medsos

IDN/Istimewa

Sementara itu, Jaro Saija sebagai Kepala Desa Kanekes tidak membantah kondisi tersebut. Saija pun merasa kesulitan menghadapi situasi yang mengubah perilaku anak muda Baduy.

"Makanya saya mengharapkan bantuan dari pemerintah dan para pemerhati Baduy dalam menghadapi masalah ini. Kami tidak ingin generasi penerus kami hancur karena kemajuan teknologi. Sebab tugas hidup orang Baduy itu adalah bertani, melestarikan adat istiadat, bukan main medsos," ujar Saija.

Editorial Team