Kasus Coblos Udel, Saraswati Adukan Akun FB Bang Djoel ke Polisi

Tangerang Selatan, IDN Times - Calon Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) nomor urut 1, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, melaporkan dugaan pelecehan seksual terhadap dirinya di media sosial (medsos) Facebook beberapa hari lalu.
Rahayu Saraswati melaporkan akun Facebook bernama Bang Djoel yang melontarkan kalimat bernada penghinaan, dan pencemaran nama baik dengan sengaja dikirimkan ke Group Tangsel Rumah Dan Kota Kita yang ditujukan kepada Rahayu Saraswati Djojohadikusumo.
1. Bermula dari unggahan di Grup Facebook

Melalui keterangan pers, Saras mengatakan, tangkapan layar yang beredar di Facebook tersebut bertuliskan, “Yg Mau Coblos Udelnya Silahkan.. Udel Dah Diumbar.. Pantaskah Jadi Panutan Apalagi Pemimpin Tangsel?"
Tulisan dari akun itu disandingkan dengan foto Rahayu Saraswati Djojohadikusumo. Padahal, foto tersebut di saat kehamilannya lima tahun lebih yang lalu.
2. Rahayu anggap unsur pelecehan

Tangkapan layar akun Facebook tersebut kemudian beredar luas dan menjadi viral di medsos, khususnya di kalangan masyarakat Kota Tangsel.
Kasus ini dilaporkan Rahayu karena menurutnya memuat unsur pelecehan seksual dengan kata-kata 'coblos udelnya', ditambah menggunakan dan menyebarluaskan foto kehamilan tanpa izin.
3. Sebagai perempuan, Saras tak terima serangan kampanye ini

Rahayu Saraswati menyebut, pihaknya melaporkan akun tersebut bukan karena masalah politik. "Saya bukan politisi 'kemaren sore'. Saya sudah terbiasa menerima cacian dan fitnah. Kali ini berbeda dari yang lain, karena yang dilakukan adalah pelecehan seksual di mana ini hanya menjadi satu contoh kecil dari apa yang dialami ribuan perempuan di Indonesia," kata Saras.
Konten yang diangkat dan digunakan oleh pengguna akun Facebook itu adalah foto sebagai ibu hamil. Menurutnya, kata-kata yang sangat melecehkan anatomi seorang ibu itu sangat tidak menghormati martabat semua perempuan.
"Saya melaporkan karena alasan kemanusiaan, dan perlawanan atas kasus pelecehan terhadap perempuan. Saya masuk ke dunia politik praktis sebagai aktivis anti perdagangan manusia serta aktivis perempuan dan anak. Ini hanya merupakan bagian dari advokasi yang kami lakukan para pejuang perempuan untuk masa depan perempuan di Indonesia," kata dia.