Serang, IDN Times – Kasus dugaan pemukulan terhadap siswa SMAN 1 Kota Serang berinisial SH, kini naik ke tahap penyidikan. Kanit PPA Satreskrim Polresta Serang Kota, Ipda Febby Mufti Ali mengatakan, penyidik telah menemukan bukti permulaan yang cukup adanya dugaan tindak pidana dalam peristiwa tersebut.
“Masih proses, sudah (naik ke penyidikan),” kata Febby saat dikonfirmasi, Kamis (18/9/2025).
Kasus Pemukulan Siswa SMAN 1 Serang Naik ke Penyidikan

Intinya sih...
Polisi mengedepankan penyelesaian di luar pengadilan
Berbeda informasi terkait pelaku antara sekolah dan polisi
Insiden pemukulan dipicu korban geber-geber motor setelah latihan
1. Polisi tetap mengedepankan penyelesaian di luar pengadilan
Meski demikian, polisi menegaskan bahwa proses hukum tetap mengedepankan penyelesaian di luar pengadilan. Pihaknya akan mempertemukan korban dan pelaku dalam agenda diversi anak, yang dijadwalkan pada 22 September 2025.
“Pelaku statusnya masih pelajar, masih di bawah umur,” ujarnya.
2. Berbeda informasi terkait pelaku antara sekolah dan polisi
Keterangan ini sekaligus membantah pernyataan pihak sekolah yang sebelumnya menyebut pelaku pemukulan adalah alumni SMAN 2 Kota Serang yang ikut membantu melatih tim Lomba Tata Upacara Bendera (LTUB) di SMAN 1 Kota Serang.
Sebelumnya, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 1 Kota Serang, Neneng Fitria Tari, satu orang alumni SMAN 1 Kota Serang hanya datang menegur dan tidak memukul SH. “Jadi bukan pelatih resmi Paskibra. Dia alumni SMA 2 yang ikut melatih karena kami sedang persiapan lomba,” katanya.
3. Insiden pemukulan dipicu korban geber-geber motor setelah latihan
Diketahui, insiden itu berawal seusai latihan persiapan LTUB, yang saat itu diikuti oleh gabungan siswa dari Paskibra, OSIS, hingga paduan suara. Korban disebut menggeber-geber motornya di sekitar stadion yang menjadi tempat latihan sehingga dianggap menganggu lingkungan sekitar. Sebab wilayah itu terdapat rumah dinas kasrem, asrama, dan komunitas muay thai serta wushu yang sedang latihan.
"Karena ulah itu, pelatih muay thai menegur dan meminta peserta LTUB melakukan push up,” kata Neneng, Senin (15/9/2025).
Menurutnya, hal tersebut memicu rasa kesal di antara teman-temannya. Percakapan di grup WhatsApp kemudian ramai membicarakan korban yang dianggap menjadi penyebab hukuman. Dari situ muncul teguran langsung saat korban berada di sekolah.
“Nah, setelah itu ada alumni yang ikut melatih LTUB mendekati korban. Saat dibawa ke samping sekolah, terjadilah pemukulan oleh satu orang, bukan pengeroyokan,” katanya.