Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Screenshot_20250707_164434_Gallery.jpg
Mumuh Muhyi, kakak korban pembunuhan (Dok. Istimewa/Facul)

Serang, IDN Times - Keluarga korban pembunuhan tragis, Ifat (26), penjaga toko BRILink di Kabupaten Serang mendesak aparat penegak hukum agar menjatuhkan hukuman seberat-beratnya terhadap pelaku. Harapan besar disampaikan agar keadilan ditegakkan secara maksimal atas kehilangan yang mereka alami.

Korban ditemukan tak bernyawa di tempat kerjanya, Sabtu (5/7/2025) lalu, dengan luka parah dan sebuah palu tertancap di bagian wajah. Kejadian itu mengguncang warga sekitar dan keluarga korban.

1. Perbuatan pelaku dinilai tak manusiawi

Ilustrasi TKP. (IDN Times/Aditya Pratama)

Mumuh Muhyi (38), kakak kandung korban, berharap aparat penegak hukum memberikan hukuman setimpal atas perbuatan pelaku. Meskipun pelaku MDR (16) masih di bawah umur, tapi perbuatanya dinilai tidak manusiawi.

“Kami minta pelaku dihukum seberat-beratnya. Itu nyawa manusia. Coba kalau keluarga mereka diperlakukan seperti itu, apa mereka bisa terima?," kata Mumuh, Senin (7/72025).

2. Keluarga korban menuding pembunuhan itu terencana

Olah TKP pembunuhan agen BRILink di Serang (Dok. Polres Serang Kota)

Menurutnya, pembunuhan ini bukan sekadar spontanitas, melainkan tindakan yang telah direncanakan. Mumuh menuturkan bahwa pelaku sering datang ke toko tempat adiknya bekerja dan sangat mengetahui kondisi lingkungan sekitar.

"Dia sering ke sini, top up Dana Rp300 ribu sampai Rp500 ribu. Jadi tahu kebiasaan dan situasi toko. Ini bukan motif dendam. Saya yakin ini pembunuhan berencana,” katanya.

Selain kehilangan nyawa, keluarga juga mengaku mengalami kerugian materi. Sebanyak Rp8,5 juta uang tunai yang tersimpan di laci toko ikut hilang.

“Kalau memang niatnya mencuri, kenapa harus membunuh sekejam itu? Ini jelas-jelas direncanakan,” katanya.

3. Korban merupakan tulang punggung keluarga

Lokasi pembunuhan sadis di Serang (Dok. Polsek Pabuaran)

Ia berharap aparat penegak hukum tidak hanya fokus pada pengungkapan teknis, tetapi juga memperhatikan sisi keadilan bagi keluarga korban yang kehilangan anggota keluarga secara tragis. Kehilangan ini begitu berat bagi keluarga, terutama karena Ifat dikenal sebagai tulang punggung keluarga dan ramah terhadap pelanggan.

“Kami kehilangan adik yang baik, pekerja keras, dan tak pernah neko-neko. Kami cuma minta keadilan. Jangan sampai pelaku dihukum ringan. Ini soal nyawa,” katanya.

Editorial Team