Warga Desa Ngembalrejo, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Purwanto menerima bantuan renovasi rumah dari PT Djarum dan Polytron yang berupaya melakukan Pengentasan Kemiskinan Ekstrem (PKE) di Jawa Tengah, khususnya Kabupaten Kudus melalui program Rumah Sederhana Layak Huni (RSLH). (dok. Djarum)
BPS juga mencatat garis kemiskinan Provinsi Banten per Maret 2025 sebesar Rp3.571.692 per rumah tangga atau Rp684.232 per kapita. Rata-rata rumah tangga miskin memiliki anggota keluarga sebanyak 5 orang.
Komoditas makanan masih menyumbang 73,01 persen dari total garis kemiskinan, dengan item utama seperti beras, telur ayam, kopi bubuk instan, dan rokok filter.
Ketua Tim Statistik Sosial BPS Banten, Adam Sofian, mengatakan turunnya kemiskinan didorong oleh inflasi year-on-year yang rendah (0,70 persen), naiknya konsumsi rumah tangga, serta pertumbuhan industri pengolahan.
Namun ia mengingatkan, tren ini harus dijaga dengan kebijakan yang lebih tajam dan menyasar langsung sektor kebutuhan dasar masyarakat.
“Pemerintah daerah perlu memperkuat intervensi yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. Kalau tidak tepat sasaran, capaian ini bisa stagnan atau bahkan kembali naik,” katanya.