Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi bunuh diri (IDN Times/Arief Rahmat)

Tangerang, IDN Times - Di tengah peringatan May Day kabar tragis datang dari Tangerang. Seorang buruh pabrik yang merupakan warga Desa Sukamulya, Kecamatan Sukamulya, Kabupaten Tangerang, ditemukan tak bernyawa di rumahnya pada Kamis (30/4) kemarin. Korban yang berinisial HTN (45) diketahui bekerja di PT Shyang Yao Fung, berlokasi di kawasan industri Jatiuwung, Kota Tangerang. Pabrik yang memproduksi sepatu brand internasional itu diketahui telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal akibat terdampak pandemik COVID-19.

Lalu, bagaimana hasil penyelidikan pihak kepolisian?

1. Polisi pastikan korban meninggal akibat bunuh diri

Ilustrasi jenazah (IDN Times/Mia Amalia)

Polsek Balaraja memastikan kematian HTN, buruh pabrik alas kaki di Cikupa disebabkan karena bunuh diri. “Murni bunuh diri,” ujar Kapolsek Balaraja Kombes (Pol) Feby Heryanto, Jumat (1/5) saat dikonfirmasi.

Feby mengatakan polisi telah melakukan penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara setelah mendapat laporan kematian tragis pria itu.

2. Polisi menduga motif bunuh diri akibat faktor ekonomi

Ilustrasi PHK (IDN Times/Arief Rahmat)

Menurut Feby, HTN nekat melakukan aksi bunuh diri karena masalah ekonomi. HTN diduga menghabisi nyawanya karena depresi usai mengetahui akan di-PHK dari tempatnya bekerja.

”Baru akan di PHK, sementara istrinya sedang dirawat karena kecelakaan,” kata Feby.

3. Pabrik sepatu di Tangerang PHK 2.000 pekerjanya

Buruh di Banten berdemo (ANTARA FOTO/Weli Ayu Rejeki)

Berdasarkan informasi yang dihimpun, PT Shyang Yao Fung, salah satu pabrik sepatu di Kota Tangerang, Banten, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. Perusahaan beralasan keputusan PHK karena berencana memindahkan lokasi pabrik kasut itu ke Brebes, Jawa Tengah.

Pada tahap awal, para pekerja yang akan terkena PHK sebanyak 1.800 orang. Sementara, sisanya sekitar 200 karyawan akan terkena PHK pada 20 Mei 2020.

Editorial Team