Tangerang Selatan, IDN Times - Semenjak pertengahan Maret lalu pemerintah secara resmi memutuskan untuk meniadakan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di sekolah-sekolah semua tingkatan sampai ke perguruan tinggi. Keputusan itu diambil dalam rangka upaya pencegahan penyebaran COVID-19 yang saat itu jumlah pasiennya terus meningkat.
Lalu, pola pembelajaran tatap muka yang dihentikan itu dialihkan menjadi pola belajar melalui media internet dengan berbagai aplikasi. Awalnya pola pembelajaran ini diterima dengan suka cita lantaran memungkinkan siswa setingkat SD sampai SMA dapat terus berkumpul dengan keluarganya. Namun, kian hari hal tersebut juga menimbulkan kejenuhan dan depresi bagi para guru dan siswa.
Kepala SMAN 2 Tangerang Selatan (Tangsel), Neng Nurhemah yang menyebut, awalnya belajar dari rumah atau belajar online dianggap menyenangkan, namun belakangan karena terlalu lama menjalankan pola tersebut akhirnya guru dan siswa merasa tak ada enak-enaknya.
"Ya gimana yah, KBM online memang enak jika dilakukan beberapa kali, tapi jika setiap hari dan dilakukan beberapa bulan bikin depresi juga murid sama siswanya karena jenuh," kata Neng kepada IDN Times, Senin (20/4).