Curhat Guru: Banyak Tugas Siswa yang Dikerjakan Orangtua

Belajar jarak jauh, siswa sulit pahami materi pelajaran

Serang, IDN Times - Tak terasa sudah satu tahun pandemik COVID-19, banyak kelompok masyarakat yang merindukan menjalankan aktivitas secara normal. Salah satunya adalah guru di Kota Serang.

Mereka mengaku merindukan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka. Sebab, ada sejumlah efek buruk yang ditimbulkan dari belajar daring atau belajar secara online dari rumah.

Baca Juga: MUI Imbau Warga Kota Serang Tetap Salat Tarawih di Rumah

1. Siswa sulit pahami pelajaran sampai orangtua yang mengerjakan tugas

Curhat Guru: Banyak Tugas Siswa yang Dikerjakan OrangtuaIlustrasi belajar daring di tengah pandemik COVID-19 yang kian masif di Indonesia (ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)

Kepala Sekolah SDN Sayar, Kota Serang Nina Rostianan mengatakan, yang paling menggelitik baginya adalah saat siswa diberi tugas untuk mengulang pelajaran. Dia menemukan, tugas atau soal dikerjakan oleh orangtua murid. 

Dia mengetahui hal itu ketika dia merasa heran, mengapa anak kelas 4 SD tulisannya sudah bagus. "Kebanyakan alasannya siswanya susah mengerjakan soal, jadi diganti sama orangtuanya," kata Nina, Kamis (8/4/2021).

2. Terkendala sinyal karena berada di wilayah luar jaringan

Curhat Guru: Banyak Tugas Siswa yang Dikerjakan OrangtuaSiswa belajar di perbukitan karena sulit sinyal internet (ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi)

Kendala selanjutnya adalah susah sinyal. Meski sekolahnya berada di wilayah Ibu Kota Provinsi Banten, namun kendala susah sinyal masih menjadi faktor utama yang menghambat proses pembelajaran daring.

Sebagai alternatifnya, mereka menggunakan metode pembelajaran di luar jaringan (luring). Dengan segala keterbatasannya, pembelajaran luring juga hanya bisa dilakukan dengan pemberian tugas, untuk kemudian hari yang sama atau keesokan harinya dikumpulkan.

"(Sinyal) susah banget di sini. Bahkan kadang ada, kadang tidak. Kalau mau dapet sinyal harus naik pohon dulu. Makanya kalau pembelajaran daring sering terputus. Tidak kondusif," katanya.

3. Banyak siswa tidak memiliki handphone

Curhat Guru: Banyak Tugas Siswa yang Dikerjakan OrangtuaIlustrasi belajar daring (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)

Sementara, Kepala Sekolah di SDN Tanjung Ilir, Kecamatan Taktakan Ida Farida menyampaikan kendala lain, yakni siswa tidak mempunyai handphone. Akibatnya,  siswa itu tidak bisa mengikuti pembelajaran secara online.

"Dari total 265 siswa, hanya 25 persen saja yang mempunyai HP, selebihnya tidak punya," katanya.

Untuk mengantisipasi efektivitas belajar itu, lanjutnya, pihaknya melakukan metode pembelajaran home visit dengan pembelajaran kelompok terbatas antara 3-5 siswa dalam satu kelompoknya.

"Meskipun home visit, tapi prokes tetap menjadi hal yang prioritas kami utamakan," katanya.

Hal itu dilakukan, mengingat materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa itu harus benar-benar bisa memahami pelajaran.

"Makanya kami kelompokkan, antara yang sudah bisa membaca dan belum. Supaya materi pembelajaran yang disampaikannya bisa maksimal," katanya.

Baca Juga: Sejak 1 April, Ratusan Orang Terjaring Kamera Tilang di Serang

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya