Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Derita korban Tsunami di Pandeglang, 2 Tahun Masih Tinggal di Huntara

Dok. Istimewa/Jamal

Pandeglang, IDN Times - Sudah dua tahun lalu bencana gelombang tsunami Selat sunda menerjang Provinsi Banten dan Lampung Selatan. Para korban tsunami di Kabupaten Pandeglang, Banten masih menderita tinggal di hunian sementara (huntara).

Sebanyak 70 kepala keluarga (KK) korban tsunami yang menempati huntara di Kampung Kampung Pasir Malang, Desa Sumber Jaya, Kecamatan Sumur merasa tidak diperhatikan sebab hingga saat ini mereka belum mendapat kejelasan soal pembangunan hunian tetap (huntap)--pengganti rumah mereka yang hancur disapu gelombang tsunami.

1. Kondisi pengungsi memprihatinkan di huntara

Dok. Istimewa/Jamal

Kondisi huntara sangat saat ini sangat memprihatinkan, pasalnya, huntara memiliki ukuran 4x4 meter itu sudah mulai lapuk dan sebagian ada yang rusak. Bahkan beberapa akses menuju huntara terkena longsor akibat hujan lebat dan angin kencang akhir-akhir ini.

Jamal, salah satu penghuni huntara mengatakan, kondisi tersebut yang membuat sebagian warga yang tinggal di sana merasa kecewa dan dianaktirikan oleh pemerintah. Sebab, huntap di daerah lain seperti di Kecamatan Labuan, Caritan dan Panimbang sudah rampung dibangun.

"Penyakit mah belum, cuma ini doang, longsor karena dibangun lantai hanya dialaskan plur tidak pakai fondasi tanah labil hujan cepat rusak," kata Jamal, Selasa (22/12/2020).

2. Sebanyak 30 KK memilih meninggalkan huntara

IDN Times/Ilyas Listianto Mujib

Disampaikan Jamal, awalnya ada sebanyak 100 KK tinggal di huntara tersebut. Namun, karena kondisi huntara yang sudah tidak layak huni, sebanyak 30 KK memilih untuk meninggalkan huntara.

Sebagian dari mereka membangun rumah seadanya sendiri di lokaai zona merah sekitar pesisir pantai Sumur dan sebagian lainnya mengungsi di rumah saudaranya. "Kita bukannya nyaman tinggal di sini, cuma gimana kita gak ada biaya untuk bangun rumah," katanya.

3. Para pengungsi memilih menjadi nelayan untuk mendapatkan uang

Oji Paoji/WWF Indonesia

Jamal menambahkan, aktivitas warga sehari-hari pergi melaut untuk mencari ikan sebab mayoritas penghuni sebelumnya merupakan seorang nelayan, hasil ikan tangkapannya dijual untuk membeli kebutuhan keluarganya.

"Cuma karena lagi musim barat ya semuanya memganggur," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Khaerul Anwar
Ita Lismawati F Malau
Khaerul Anwar
EditorKhaerul Anwar
Follow Us