Gempa Banten, BPBD Akui Sistem Mitigasi Bencana Belum Optimal

Serang, IDN Times - Sistem mitigasi bencana di wilayah Kabupaten Pandeglang yang diguncang gempa bumi Magnitudo (M) 6,6 dinilai masih belum berjalan optimal dan infrastruktur penunjang belum memadai.
Menanggapi hal tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten mengakui penangana saat bencana di wilayahnya belum maksimal.
"Jalur mitigasi akan diperbaiki sesuai harapan," kata Kepala Pelaksana BPBD Banten Nana saat dikonfirmasi, Rabu (19/1/2022).
Baca Juga: Warganya Paling Tak Bahagia, Gubernur Wahidin: Banyak Terjerat Utang Bank
1. Pemerintah akan memasang EWS di wilayah pesisir Sumur
Selain itu, pihaknya pun akan memasang early warning system (EWS) atau peringatan dini tsunami di wilayah Pesisir Sumur. Mengingat, daerah tersebut menjadi daerah paling rawan terjadi bencana.
"Lalu melakukan sosialisasi kepada warga, melakukan latihan, simulasi, kontijensi," katanya.
2. Ada 2.816 rumah rusak di Banten
Disampaikan Nana, dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi yang berpusat di 52 km Barat Daya Sumur itu cukup parah.
Update terakhir, dilaporkan sebanyak 2.816 rumah rusak, dengan rincian 383 unit rusak berat, 606 unit rusak sedang, dan 1.827 unit rusak ringan di Provinsi Banten. "Tersebar di 55 kecamatan dan 236 desa dan kelurahan," kata Nana.
Baca Juga: Total 3.078 Rumah Rusak Usai Gempa M 6,6 Berpusat di Pandeglang
3. Ratusan fasilitas publik juga hancur
Selain ribuan rumah rusak, imbuh Nana, gempa bumi Banten yang berpusat di 7.21 LS dan 105.05 BT tersebut juga menyebabkan 73 unit gedung sekolah, 30 unit fasilitas kesehatan (faskes), 9 unit kantor pemerintahan, 3 unit tempat usaha, dan 29 tempat ibadah juga mengalami kerusakan.
Kendati demikian, untuk bantuan terhadap bangunan rumah warga yang rusak masih dalam pembahasan. "Untuk nilai disesuaikan dengan ketentuan, nanti dr OPD teknis," kata Nana.
Baca Juga: Warga Banten Harus Waspadai Gempa Besar di Seismic Gap Selat Sunda