Gunung Anak Krakatau Meletus, Petugas: Tanpa Dentuman

Cilegon, IDN Times - Gunung Anak Krakatau di Perairan Selat Sunda mengalami erupsi. Tinggi kolom abu teramati hingga 500 meter di atas puncak atau setinggi 657 meter di atas permukaan laut.
"Terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau, Lampung, pada tanggal 10 April 2020 pukul 22.35 WIB malam," kata petugas Pos Pantau GAK Lampung, Andi Suandi, saat dikonfirmasi, Sabtu (11/4).
1. Durasi semburan mencapai 38 menit

Ia mengatakan, Erupsi krakatau terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm. Durasi semburan abu atau letusan mencapai 38,4 menit. Kolom abu teramati berwarna kelabu.
"Dengan intensitas sedang hingga tebal condong ke arah Utara," tuturnya.
2. Masih berstatus waspada

Meski demikian, kondisi gunung purba di perairan selat sunda itu saat ini masih berstatus Level II atau waspada. Ia menghimbau masyarakat dilarang untuk mendekati gunung dengan radius 2 kilometer.
"Masyarakat juga diminta tidak mudah percaya dengan informasi yang beredar, agar tidak termakan isu hoaks dan tetap mencari informasi melalui terpercaya," katanya
3. Dentuman bukan berasal dari Gunung Krakatau

Ia menegaskan, dentuman yang ramai dibicarakan oleh warganet di media sosial bukan berasal sari erupsi gunung anak krakatau. Menurutnya, erupsi gunung purba itu hanya mengeluarkan semburan dengan ketinggian berkisar 500 meter.
"Di sini (pos pantau) kita tidak mendengar dentuman apapun," katanya.