Kesenian Wayang Garing Khas Serang yang Terancam Punah

Hanya satu orang yang memainkan wayang ini

Serang, IDN Times - Belakangan ini fenomena merawat boneka arwah alias spirit doll sedang menjadi tren di Indonesia. Boneka itu dianggap hidup dan memiliki nyawa oleh pemiliknya.

Sebetulnya, budaya di Tanah Air mengenal sejumlah boneka yang menjadi bagian dari tradisi dan upacara adat. Sebagian masih bersifat sangat sakral, namun tak sedikit juga yang hanya menjadi pelengkap.

Nah, di Banten pun terdapat seni pertunjukan yang menggunakan properti sejenis boneka atau tepatnya wayang kulit. Namanya, wayang garing.

Lantas apa perbedaan wayang garing dengan pewayangan yang ada di daerah lain? Simak yuk ulasan di bawah ini. 

1. Pertunjukan wayang garing dengan wayang umumnya

Kesenian Wayang Garing Khas Serang yang Terancam PunahANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

Pemerhati wayang garing Nanda Ghaida mengatakan, wayang garing merupakan bentuk pertunjukan wayang kulit yang dimainkan oleh seorang dalang, tanpa iringan musik ataupun pesinden.

Ini tentu berbeda dengan pertunjukan wayang pada umumnya seperti seperti wayang golek atau wayang kulit.

"Wayang garing hanya dimainkan oleh seorang dalang yang akan membawakan kisah-kisah wayang dan menirukan suara-suara musik atau nyanyian secara lisan," kata Nanda saat berbincang-bincang dengan IDN Times, Jumat (14/1/2022).

2. Sejarahnya munculnya wayang garing dari keterbatasan pegiat wayang kulit

Kesenian Wayang Garing Khas Serang yang Terancam PunahIlustrasi wayang kulit. IDN Times/ istimewa

Awal mula kemunculan wayang garing karena adanya proses adaptasi dari pertunjukan wayang yang membutuhkan sumber daya dan modal yang cukup besar, untuk penyediaan perangkat gamelan dan pembiayaan pemainnya.

Nah, wayang garing hadir dengan bentuk pertunjukan yang lebih sederhana di tengah keterbatasan ekonomi para pegiat wayang kulit. "Hanya dimainkan oleh satu orang yang mewakili unsur sastra lisan dan musik sekaligus," katanya.

3. Wayang garing menjadi hiburan masyarakat dan sarana edukasi

Kesenian Wayang Garing Khas Serang yang Terancam PunahDok. Istimewa/Nanda

Wayang garing digelar untuk merayakan proses tingkatan hidup masyarakat seperti khitanan dan pernikahan, bukan sebagai ritual tetapi sebagai sebuah hiburan yang merawat tradisi masyarakat komunal.

Oleh karenanya, Lakon yang dimainkan, yakni wayang purwa yang dimodifikasi dengan tambahan karakter ciptaan senimannya. "Biasanya karakter ciptaan sang seniman fokus pada latar yang kehidupan masyarakat sehari-hari," katanya.

Bahkan, wayang garing juga menjadi sarana edukasi penanaman nilai dan moral bagi masyarakat, hingga pelestarian bahasa lokal dengan gaya ungkap humor yang mudah diterima masyarakat.

"Penggunaan bahasa daerah Jawa dan Sunda, dialek Banten dalam pertunjukan membuat wayang garing memiliki fungsi pemertahanan atau pelestarian bahasa daerah Banten," katanya.

4. Eksistensi wayang garing sangat kritis

Kesenian Wayang Garing Khas Serang yang Terancam PunahIlustrasi pentas wayang kulit.kebudayaan.kemdikbud.go.id

Pengkaji bahasa dan sastra dari Kantor Bahasa Provinsi Banten itu menyampaikan, eksistensi wayang garing saat ini sangat kritis atau terancam punah karena hanya satu orang yang menjadi pelakunya. Tentu kondisi ini sangat mengkhawatirkan untuk pelestarian seni pertunjukan wayang garing.

"Pegiatnya tinggal Ki Kajali dari Pontang, Serang saja dan usianya sudah sepuh dan tidak memiliki pewaris," katanya.

Baca Juga: Upacara Adat di Banten Yang Wajib Kamu Tahu

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya