Marak Pencabulan Anak di Banten, Kajati Pertimbangkan Hukuman Kebiri 

Kebiri untuk efek jera terhadap predator anak

Serang, IDN Times - Tingginya kasus pencabulan dan pelecehan seksual terhadap anak di Banten menjadi perhatian khusus Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Banten Didik Farkhan. Dia mengaku akan bersikap tegas, bahkan mempertimbangkan hukuman kebiri terhadap para pelaku predator seksual anak.

"Kita petakan memang kalau tindak pidananya sudah sangat luar biasa, mau gak mau kita terapkan kebiri," kata Didik pada Kamis (2/3/2023).

Baca Juga: Tipu Muslihat Guru Ngaji di Serang Cabuli Santriawati Hingga 3 Kali

1. Hukuman kebiri dinilai bisa menimbulkan efek jera terhadap pelaku kekerasan seksual anak

Marak Pencabulan Anak di Banten, Kajati Pertimbangkan Hukuman Kebiri IDN Times/Sukma Shakti

Dia mengaku pernah menerapakan tuntutan kebiri semasa menjabat sebagai kajari Mojokerto, Jawa Timur pada 2019 lalu. Hal ini untuk memberi efek jera terhadap para pelaku kekerasan seksual yang korbannya anak di bawah umur.

"Hukum kebiri ya harus. Saya di Jatim (Jawa Timur) pertama kali di Mojokerto (pernah menerapkan kebiri)," katanya.

2. Rusak generasi bangsa, pelaku kekerasan seksual harus dihukum seberat-beratnya

Marak Pencabulan Anak di Banten, Kajati Pertimbangkan Hukuman Kebiri IDN Times/Sukma Shakti

Oleh karena itu, Didik meminta kepada Kajari di Banten untuk memberikan hukuman seberat-beratnya kepada pelaku kekerasan seksual anak karena telah merusak generasi penerus bangsa.

"Saya minta Aspidum yang ada di daerah itu dipantau untuk kita arahkan. Sebetulnya otoritas di kejari tapi kita akan diskusikan secara online untuk mengarah ke sana (kebiri)," katanya.

3. Saat ini, ada sejumlah kasus kekerasan seksual anak yang ditangani polisi

Marak Pencabulan Anak di Banten, Kajati Pertimbangkan Hukuman Kebiri IDN Times/Sukma Shakti

Berdasarkan data yang diperoleh IDN Times, pada tahun 2023, kepolisian menangani sejumlah kasus kekerasan seksual.

Pada 9 Januari 2023, Seorang siswi SMP asal Kecamatan Serang, Kota Serang menjadi korban perkosaan bergilir, oleh tiga pria di sebuah rumah kosong di Taman Banten Lestari dan Lapangan Bola Perumahan Banten Indah Permai Kelurahan Unyur Kecamatan Serang Kota Serang.

Kemudian, 7 Februari 2023 seorang anak perempuan berusia 12 tahun asal Kecamatan Walantaka, Kota Serang yang sempat dikabarkan hilang, menjadi korban pencabulan oleh seorang remaja yang dikenalnya lewat media sosial facebook berinisial MS (20).

Selanjutnya, pada Februari 2023 oknum Pimpinan Pondok Pesantren Tradisional di Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang berinisial MJN (60), ditangkap unit PPA Polres Serang karena diduga melakukan pencabulan terhadap santriwatinya.

RH (35) pria asal Pandeglang ditangkap polisi, setelah memperkosa anak perempuannya berusia 14 tahun di sebuah kontrakan yang berlokasi di Lingkungan Kaloran Pena, Kelurahan Lontar Baru, Kecamatan Serang, Kota Serang. Pelaku ditangkap pada 23 Februari 2023.

Kemudian, SH (50) guru silat asal Kecamatan Carenang, Kabupaten Serang ditangkap Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Serang, atas dugaan pencabulan murid perempuannya yang masih berusia 15 tahun.

Terakhir, Oknum guru ngaji di salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) di Kecamatan Bandung, Kabupaten Serang berinisial AS (47) ditangkap unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Serang, pada 27 Februari 2023 atas dugaan pencabulan terhadap anak didik perempuannya yang masih berusia 17 tahun.

Baca Juga: Komnas PA Soroti Kasus Anak Dicabuli Paman Berakhir Damai di Pandeglang

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya