Pemangku Adat: Peredaran Madu Palsu Rugikan Orang Baduy

Pemangku adat Baduy musnahkan ribuan botol madu palsu

Lebak, IDN Times - Tetua lembaga adat Baduy Jaro Saija menyayangkan adanya temuan madu palsu yang beredar di kawasan wisata adat Baduy. Sejauh ini, pihaknya tidak mengetahui madu yang menggunakan label Baduy itu merupakan madu palsu.

Disampaikan Saija, dengan adanya kasus tersebut telah mencoreng nama baik warga adat Baduy atau yang kerap dusebut orang Kanekes.

"Saya setuju diberantas, karena orang Baduy merasakan ketipu, merasa orang bodoh, saya pun tidak tahu kalau ini palsu, soalnya saya tidak tahu darimana datang, kemana keluarnya madu palsu ini," kata Jaro Saija yang juga Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, saat dikonfirmasi, Senin (23/11/2020).

Baca Juga: Polisi Ungkap Kasus Madu Palsu Label Ikon Lebak Banten

1. Lembaga adat Baduy musnahkan puluhan botol madu palsu

Pemangku Adat: Peredaran Madu Palsu Rugikan Orang BaduyDok. Hunas Polda Banten

Pemangku adat Baduy telah memusnahkan puluhan botol madu palsu yang disita dari sejumlah oknum pedagang madu palsu yang berjualan di kawasan wilayah adat. Ia pun menegaskan, ke depannya tidak akan ada lagi peredaran madu palsu.

"Saya berkumpul dengan lembaga adat, menyampaikan jika masih ada madu palsu di sini, harus diberantas jangan sampai ada lagi, itu sudah hasil kesepakatan, dan sekarang saya sudah membuktikan yang katanya madu palsu saya mau buang," katanya.

2. Budidaya madu odeng asli Baduy

Pemangku Adat: Peredaran Madu Palsu Rugikan Orang BaduyWarga Baduy Dalam menunggu wisatawan di Desa Kanekes, Lebak (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Setelah melakukan pemusnahan madu palsu, dikatakan Saija, pihaknya akan melakukan gerakan budidaya odeng (Apis dorsata) untuk produksi madu. Odeng bisa diternak dengan menanam kayu mengarah ke utara maupun ke barat, biasanya sekitar 14 hari sudah diisi oleh odeng dan pada hari ke 28 sudah bisa dipanen.

"Ke depannya orang Baduy jangan sampai ada yang melakukan lagi (menjual madu palsu). Saya menggerakan budidaya, sekarang ada 500 peti (odeng), 2021 saya berharap bisa 5000 peti," katanya

3. Mafia madu disebut sudah bertahun-tahun mengekploitasi nama Baduy

Pemangku Adat: Peredaran Madu Palsu Rugikan Orang BaduyDok. Humas Polda Banten

Terpisah, Pemerhati masyarakat adat Baduy Uday Suhada mengatakan, mafia madu palsu sudah berjalan bertahun-tahun, sekelompok orang yang mengeksploitasi keberadaan masyarakat Baduy itu hanya mengedepankan keuntungan ekonomi.

Ia pun mengaku turut melakukan investigasi terhadap pabrik madu palsu yang di Joglo, Jakarta Barat. Hasilnya terbukti bahwa bahan bakunya tidak setetes pun bahan madu, selebihnya hanya gula putih dan cairan zat kimia dan soda. Bahan-bahan itu tentuk akan membahayakan kesehatan konsumen jika dikonsumsi dalam waktu lama.

Kini kasus peredaran madu palsu tersebut sudah ditangai Direskrimsus Polda Banten dan telah menetapkan tiga tersangka termasuk pemiliknya warga Tanah Abang, Jakarta Pusat.

"Masyarakat adat Kenekes selama ini, dibodohi, dieksploitasi, orang Baduy selama ini adalah pihak yang dikorbankan. Saya kira aparat kepolisian bisa memilah mana yang jadi penyebab dan akibat, penyebabnya adalah distributor dan pembuat madu palsu, korbannya adalah masyarakat Baduy," katanya.

Baca Juga: Pemerintah Ganti "Wisata Baduy" Jadi Saba Baduy!

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya