Tanjakan Maut Bangangah Pandeglang Direkonstruksi 45 Persen

Jalur ini dikenal angker dan kondisi jalannya curam

Pandeglang, IDN Times - Proyek pekerjaan rekonstruksi Tanjakan Bangangah, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pandeglang sudah mencapai 45 persen. Tanjakan yang dikenal maut ini memiliki sudut ketinggian curam dengan panjang lintasan sekitar 500 meter, akan dilandaikan.

Saat ini pihaknya tengah melaksanakan pekerjaan di segmen dua Tanjakan Bangangah. Pekerjaan itu meliputi pelebaran badan Jalan Tanjakan Bangangah, peningkatan badan jalan dengan rigid lavement, perbaikan elevasi, dan pekerjaan pemancangan sheet pile.

1. Pekerja sempat mengalami kesulitan melakukan pengerukan

Tanjakan Maut Bangangah Pandeglang Direkonstruksi 45 PersenDok. Istimewa/PU Banten

Kepala Bidang Bina Marga DPUPR Banten, Heru Iswanto, mengatakan pada awal pengerjaan, pihak pelaksana proyek sempat menemukan sejumlah kendala di tanjakan tersebut. Satu di antaranya bore pile alat berat mengalami patah pada saat mengeruk. Lantaran di dalam tanah tanjakan ini penuh bebatuan, bahkan ada yang berukuran besar.

"Khusus tanjakan bangangahnya aja sudah 45 persen. Masalah batu yang besar sudah pecah satu. Sisa satu lagi yang sedang dibongkar," kata Heru, Rabu (25/10/2023).

2. Tanjakan ini curam dan kerap menelan korban

Tanjakan Maut Bangangah Pandeglang Direkonstruksi 45 PersenDok. Istimewa/PU Banten

Nama Tanjakan Bangangah yang berada di Desa Pandat, Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, tentu saja sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Banten dan luar daerah yang kerap berwisata ke Pantai Carita. Jalur yang tanjakannya curam ini sering menelan korban jiwa dan dikaitkan dengan keangkeran.

Sebenarnya penyebab kecelakaan di sini karena faktor kelaikan kendaraan dan kesalahan manusia. Namun tak sedikit pula menganggap, bahwa kecelakaan itu berkaitan dengan makhluk astral di tanjakan, yang disebut tertinggi di Kabupaten Pandeglang.

Bangangah dikenal sebagai tanjakan maut yang memiliki catatan kecelakaan tertinggi di Pulau Jawa. Kondisi jalan yang curam dan sangat menanjak membuat banyak kendaraan gagal melewati jalur ini, sehingga harus berputar arah. Tak jarang kendaraan yang hendak menanjak harus mengosongkan penumpang dan didorong.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Banten, Arlan Marzan, mengatakan pekerjaan tersebut dilaksanakan dalam rangka merespon keluhan masyarakat. Karena sebelumnya banyak kendaraan yang mengalami kesulitan untuk melewati tanjakan Bangangah.

"Kepada masyarakat, kami juga memohon maaf, karena selama pelaksanaan akan ada pengalihan lalu lintas demi keselamatan pengguna jalan," katanya.

3. Skema pengalihan arus selama penutupan jalan

Tanjakan Maut Bangangah Pandeglang Direkonstruksi 45 PersenDok. Istimewa/PU Banten

Selama proyek berjalan, Jalan Mengger-Mandalawangi menuju Kawasan Wisata Carita, Banten, telah ditutup selama empat bulan ke depan sejak Agustus 2023 lalu. Penutupan jalan karena ada pekerjaan rekonstruksi Tanjakan Bangangah.

Meski ditutup total, namun masyarakat tak perlu khawatir, karena ada jalan alternatif yang bisa dilalui. Untuk pengguna jalan dari arah Pandeglang, bisa melewati Jalan Labuan–Pandeglang, di pertigaan Mengger belok kiri ke arah Labuan. Tapi kalau melewati Jalan Mengger–Mandalawangi masih bisa juga, tapi hanya sebelum Tanjakan Bangangah.

"Untuk pengguna jalan di sekitar daerah Jiput–Mandalawangi, kalau mau arah Pandeglang, kalian bisa nih ambil jalur alternatif menuju Menes. Yaitu belok kanan dari pertigaan Pasar Jiput," katanya.

Khairil Anwar Photo Community Writer Khairil Anwar

Jurnalis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya