Menurutnya, sudah setahun majelis tempat mengaji berangsur-angsur lapuk dan reyot. Saat hujan, majelis juga kerap bocor sehingga pengajian harus dihentikan. Deni khawatir ada genting jatuh dan bangunan rubuh.
"Karena ini mah (genting) dapat mulungin, bukan beli di material. Kalau hujan bubar ngajinya, gak bisa diterusin," katanya.
Ia menerangkan, paling banyak ilmu yang diajarkan tentang zuj ama, fiqih, tajwid, serta sorogan Al-Qur'an. Sebetulnya, dia bisa mengajarkan ngaji kitab-kitab kuning, seperti Amil dan Jurumiyah. Namun murid-muridnya dinilai belum sampai ke tahapan ilmu tersebut.
Deni menyebutkan, motivasi terbesarnya dalam mengajar nagji, hanya ingin berbakti terhadap lingkungan sekitar. Dengan begitu, pihaknya berharap murid-muridnya memiliki akhlak dan ilmu agama yang baik agar tidak terjerumus pada perbuatan yang tidak baik.
"Sadar diri aja, saya dulu di jalan. Gimana kalau ke depannya kalau nggak dari kita? Sama, saya ingin memanfaatkan ilmu," katanya.