Kisah Mistis dan Heroik di Kuburan Massal Bekas Pertempuran Serpong

Tangerang Selatan, IDN Times - Palagan pertempuran Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), selain mengingatkan kita pada heroisme para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan yang direbut dengan susah payah dari para penjajah, juga menyisakan kisah mistis di kalangan masyarakat Serpong.
Kisah pertempuran yang berakhir tragis dan diwarnai proses pemindahan makam para korban terbunuh itu diyakini masyarakat Serpong menjadi pemicunya.
1. Banyak cerita, ada orang berpakaian zaman dahulu bertanya jalan menuju tangsi militer Belanda
Sejarawan dan budayawan Tangerang, TB Sos Renda, kepada IDN Times, bahkan menyebut khodam atau pelindung tak kasat mata para pahlawan yang gugur di pertempuran tersebut sering kali menampakan diri dengan penyerupaan manusia berbaju putih dengan jumlah ratusan, membawa golok dan bambu runcing.
Sejarah pertempuran itu sendiri menjelaskan bahwa ratusan rakyat Banten yang kebanyakan mereka adalah santri dan jawara, tewas saat berusaha mengusir tentara Belanda pasca-proklamasi kemerdekaan. Para pejuang itu dipercaya masyarakat Serpong juga bermodalkan kekuatan mistis atau ilmu gaib.
Setelah semua tewas diberondong peluru senapan mesin Belanda dari perbukitan sekitar tangsi militer Belanda di kawasan BSD, Serpong, mereka dikubur secara massal dalam dua lubang besar di mana satu makam untuk pemimpin mereka yang seorang kiai dan satu lain untuk pejuang biasa dari kalangan jawara dan santri.
Sebelum ditutup dengan tanah, jasad-jasad pejuang itu ditaburi dengan kapur yang berfungsi untuk mempercepat penghancuran jasad mereka sampai ke tulang-tulangnya.
Miris, kini kuburan massal yang tak sedikit pun tersisa tulang belulang itu dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Seribu, karena lahan sebelumnya itu sudah menjadi jalan yang menghubungkan Kota Tangsel dengan Kabupaten Tangerang.
"Khodam mereka masih di sana, kadang suatu malam ada orang yang melihat dan mendengar seakan sedang ada pertempuran, ada yang takbir, malah ada yang tanya arah tangsi militer Belanda," kata Tb Sos Renda kepada IDN Times, dalam sebuah kesempatan wawancara beberapa waktu lalu.