Ilustrasi hepatitis b (onhealth.com)
Sementara itu, pengurus Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Banten dr Didik Wijayanto mengatakan, sebagai langkah pencegahan penyakit misterius tersebut, setiap masyarakat diminta untuk tetap menjaga jarak dan menggunakan masker.
Kemudian, masyarakat pun diminta mengonsumsi minuman dan makanan yang matang, serta mencuci tangan.
"Masyarakat harus tenang, namun berhati-hati. Sebagai langkah pencegahan, tetap gunakan masker dan jaga jarak, konsumsi minum dan makanan yang matang. Dan untuk mendektesi dini, bila ditemukan gejala-gejala tertentu segera bawa ke fasilitas kesehatan," ungkap dokter spesialis anak tersebut.
Penyakit misterius ini muncul pada April 2022 disejumlah negara, seperti Eropa, Asia dan Amerika. Hingga pada 27 April 2022, WHO serta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dengan nomor surat HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology).
Kewaspadaan meningkat setelah, tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta meninggal dunia terkait dugaan hepatitis akut. Dimana, kejadian ini berlangsung dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang dua minggu terakhir hingga 30 April 2022.
Untuk gejala penyakit tersebut antara lain, penurunan kesadaran, demam tinggi, warna urine seperti teh, BAB pucat, kulit kuning dan gatal, nyeri sendi, mual, muntah, lesu atau hilang nafsu makan, hingga SGPT meningkat > 500u/L.