ilustrasi pistol (IDN Times/Mardya Shakti)
Di sanalah terjadi ketegangan. Epa memaksa Jopie memperlihatkan bukti transfer di handphone-nya. Keduanya saling merebut handphone.
Epa mengaku, tangannya dipelintir Jopie, hingga dia kesakitan. Saat terjadi keributan itulah rekan pria Epa, Pabuadi yang juga terlapor masuk dan mencoba menyelamatkan Epa.
Namun Pabuadi ditahan oleh rekan Jopie yang berjumlah 3 orang. Pabuadi meronta dan mengeluarkan pistolnya untuk memukul Jopie. Baku hantam pun tak terhindari, Pabuadi menghantam kepada Jopie dengan pistol tersebut hingga mengalami pendarahan. Menurut Epa yang digunakan Pabuadi untuk memukul Jopie bukannya senjata api melainkan airsoftgun.
"Lalu terjadilah baku hantam saat itu, saat itu lah Pauadi mengeluarkan pistol mainan yang di pukul secara refleks yang mengenai wajah Jopie Amir yang sedang melintir tangan saya," ungkap Epa.
Kemudian, Jopie Amir pun melepaskan pelintiran tangannya. Saat itu, kata Epa, Jopie mengatakan masalah ini hanyalah salah paham saja dan meminta perdamaian dengan surat yang ditandatangani kedua belah pihak.
"Lalu saya membawa beserta Pabuadi yang membiayai dibawalah ke RS Sitanala," katanya.
Namun, ternyata Jopie Amir masih tak terima dengan kejadian tersebut dan melaporkan Pabuadi dan Epa ke Polres Metro Tangerang Kota dengan dugaan pengeroyokan. Menurut Epa, identitas yang disertakan Jopie Amir tak sesuai dengan sebenarnya.
"Mengetahui Jopie Amir membuat laporan rekayasa saya pun buat laporan balik dengan kejadian yang benar berdasarkan visum RSU Kabupaten Tangerang," tutur Epa.