Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Lilin ramah lingkungan dari minyak jelantah
Lilin ramah lingkungan dari minyak jelantah (Dok. Pemkot Tangerang)

Intinya sih...

  • Dari minyak bekas jadi lilin cantik

  • Sudah dipasarkan di CFD dan event UMKM

  • Dari limbah jadi berkah

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kota Tangerang, IDN Times – Siapa sangka, minyak jelantah yang biasanya dibuang ternyata bisa disulap jadi produk bernilai jual tinggi? Itulah yang dilakukan oleh Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Sukaasih bersama Bank Sampah Kampung Pemasyarakatan (Kampas) di Kelurahan Sukaasih, Kecamatan Tangerang.

Lewat inovasi kreatif, mereka mengubah limbah rumah tangga seperti minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi dan sabun batang ramah lingkungan. Selain ramah lingkungan, produk ini juga membuka peluang ekonomi baru bagi warga sekitar.

“Bahan dasarnya dari minyak jelantah yang dikumpulkan lewat sedekah sampah masyarakat. Kami ingin limbah rumah tangga bisa bermanfaat, bukan mencemari lingkungan,” kata Sri Hartini selaku Ketua KIM Sukaasih, Jumat (17/10/2025).

1. Dari minyak bekas jadi lilin cantik

ilustrasi gorengan dengan minyak jelantah (pixabay.com/ivabalk)

Sri menjelaskan, proses pembuatan lilin dilakukan dengan bahan alami seperti parafin atau asam stearat, krayon bekas untuk pewarna, dan minyak esensial alami dari daun pandan, serai, atau melati. Hasilnya, lilin beraroma lembut yang tak hanya jadi penerangan tapi juga pengharum ruangan.

“Minyak jelantah itu kan sering dibuang sembarangan. Sekarang bisa jadi lilin aromaterapi yang menenangkan, bahkan bernilai ekonomi,” ujarnya.

2. Produk itu sudah dipasarkan di CFD dan event UMKM

Minyak Jelantah (dok.pribadi)

Produk lilin aromaterapi dan sabun jelantah ini sudah dipasarkan di berbagai event usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) dan Car Free Day (CFD) Kota Tangerang. Harganya pun terjangkau, hanya sekitar Rp20 ribu per buah.

“Kami optimis produk ini akan terus diminati. Keuntungan dari penjualan juga kami putar kembali untuk kegiatan Bank Sampah Kampas, jadi manfaatnya kembali ke masyarakat,” tambah Sri.

3. Dari limbah jadi berkah

ilustrasi minyak jelantah (commons.wikimedia.org/Rameshng)

Inovasi ini menjadi bukti bahwa kepedulian lingkungan bisa sejalan dengan pemberdayaan ekonomi. KIM Sukaasih dan Bank Sampah Kampas membuktikan bahwa kreativitas warga dapat menghadirkan solusi lokal yang berkelanjutan.

“Dari kita, untuk kita. Limbahnya berkurang, warganya sejahtera,” kata Sri.

Editorial Team