Potret rangkaian KRL buatan perusahaan China CRRC Qingdao Sifang Co., Ltd. (Dok. KAI Commuter)
Polemik tersebut pun terus bergejolak dan menyebar hingga ke perusahaan tempat Anita bekerja, yakni Daidan Utama Pialang Asuransi. Warganet pun ramai-ramai ikut menggeruduk media sosial @daidanutamapialangasuransi. Perusahaan tersebut pun akhirnya bersuara di media sosial resminya di mana, diputuskan pemecatan terhadap Anita usai pihak perusahaan melakukan proses investigasi.
"Dan mengambil tindakan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kami ingin menginformasikan bahwa per tanggal 27 November 2025 yang bersangkutan sudah tidak bekerja lagi di perusahaan kami," tulis keterangan tersebut, Kamis (27/11/2025).
Perusahan tersebut juga menyampaikan keprihatinannya atas pemutusan hubungan kerja yang dialami oleh security KRL gara-gara tumbler hilang tersebut. Bahkan, pihaknya sudah mendapatkan bukti dan keterangan untuk memberikan sanksi.
"Tindakan yang digambarkan dilakukan oleh karyawan kami tersebut adalah tindakan yang tidak merepresentasikan nilai-nilai dan budaya kerja perusahaan kami secara keseluruhan," kata dia.
Sementara, Roemah Koffie, tempat Alvin bekerja juga bersuara. Namun, manajemen Roemah Koffie hanya mendatangi PT KAI untuk memberi keterangan.
Pasalnya, akun media sosial Instagram @Roemah Koffie dibanjiri komentar warganet. Menanggapi insiden tersebut, manajemen Roemah Koffie melakukan kunjungan resmi ke kantor PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI).
"Kunjungan ini dilaksanakan dalam rangka membangun dialog positif menanggapi percakapan publik yang sedang berkembang di media sosial beberapa waktu terakhir," kata General Manager Roemah Koffie, Kun Witarso, dalam keterangan tertulis, Kamis (27/11/2025).
Kun menegaskan, peristiwa tersebut terjadi di lingkup individu dan tidak berkaitan dengan lingkup operasional Roemah Koffie.
Namun demikian, nama Roemah Koffie terseret dalam percakapan publik karena pihak yang bersangkutan memiliki hubungan keluarga dengan salah satu anggota tim Roemah Koffie," tulisnya.
Kun menekankan, perusahaan tidak memiliki keterlibatan dalam insiden tersebut serta menghormati sepenuhnya kewenangan internal PT KCI atas seluruh keputusan dan proses yang berkaitan dengan karyawan PT KCI. "Termasuk di dalamnya klarifikasi resmi bahwa petugas yang terkait tetap berstatus sebagai karyawan dan sedang menjalani proses internal sesuai prosedur yang berlaku," kata dia.
Di sisi lain, Roemah Koffie memastikan, fokus perusahaan saat ini adalah melakukan pembenahan di sisi internal, terutama penguatan nilai empati, rasa hormat, serta etika bersikap di ruang publik bagi seluruh anggota tim agar setiap tindakan individu dapat selalu mencerminkan nilai-nilai yang dijunjung perusahaan.
"Kami datang dengan niat bersilaturahmi dan menjernihkan berbagai kabar yang simpang siur, bukan untuk mencari siapa yang benar atau salah. Bagi kami, yang terpenting adalah menjaga hubungan baik dengan PT KCI dan memastikan langkah kami ke depan selaras dengan kebenaran, kebaikan, serta rasa hormat kepada semua pihak," ujar dia.