Rektor Universitas Pradita, Prof. Dr. Richardus Eko Indrajit (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)
Richardus yang juga pakar teknologi informatika tersebut juga mengungkapkan, AI harus dianggap sebagai kemajuan teknologi lain, bukan sebagai ancaman. Sehingga, penggunaan AI bisa maksimal diterapkan di berbagai sektor.
"Untuk menghitung, kita sudah terbiasa pakai kalkulator kan? Itu teknologi, loh sama dengan AI, tapi apa kita takut digantikan oleh kalkulator? Kan tidak," katanya.
Penggunaan AI, lanjutnya, memang harus cerdas dan bijaksana. Di mana, AI harus digunakan untuk bisa meningkatkan kualitas hasil karya manusia lantaran AI merupakan program yang disusun manusia. Sehingga, memerlukan pengecekan ulang oleh manusia.
"Ada AI yang belum banyak datanya itu kayak anak kecil belum tahu banyak hal, tapi ada AI yang sudah canggih datanya banyak sekali kayak orang sudah dewasa yang pinter gitu ya, kita harus bisa membedakan itu," tuturnya.
Selain itu, penggunaan AI juga harus etis, di mana jika menggunakan AI sebagai alat bantu, maka harus jujur dan dideklarasikan di karya tersebut merupakan campur tangan manusia dan AI.
"Ngomong aja enggak usah malu, sekarang Anda kerja juga pake (Microsoft) Excel, Anda bikin gambar juga pake Canva dan semua orang juga tau kan bilang aja gak papa itu sebenarnya seperti itu yang penting adalah hasilnya harus lebih baik daripada kalau manusia bekerja sendiri," ungkapnya.