Kisah Nakes di Kabupaten Tangerang Hadapi Lonjakan Pasien COVID-19

Jumlah nakes dan pasien gak seimbang~

Tangerang, IDN Times - Wilayah Kabupaten Tangerang kembali masuk zona merah penyebaran COVID-19. Saat ini, jumlah pasien terkonfirmasi positif mencapai 729 orang, sedangkan untuk pasien dalam pengawasan (PDP) 1.214 orang dan orang dalam pemantauan (ODP) 1.284 orang.

Mirisnya, selama pandemik berlangsung, telah ada 100 dokter di Indonesia yang gugur. Hal tersebut tentu menambah beban para tenaga kesehatan yang bertugas lantaran jumlah mereka kini tidak sebanding dengan jumlah pasien.

Baca Juga: Jibaku Tenaga Kesehatan Bekerja di Tengah Minimnya APD 

1. Jumlah pasien dan tenaga kesehatan tidak seimbang

Kisah Nakes di Kabupaten Tangerang Hadapi Lonjakan Pasien COVID-19Ilustrasi tenaga medis (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Salah satu tenaga kesehatan rumah sakit rujukan COVID-19 di Kabupaten Tangerang mengaku, dia dan kawan-kawan nakes lainnya harus bekerja di bawah tekanan lantaran jumlah pasien dan nakes yang tidak seimbang.

"Buat nakes yang tugas di COVID-19, pasien lagi banyak-banyaknya, tapi tenaga kurang cuma ada 10 perawat buat 20 pasien itupun dibagi tiga shift jumlahnya mepet," ujar Melati (bukan nama sebenarnya), saat ditemui IDN Times, Kamis (3/9/2020).

2. APD tingkat 1 dan 2 diganti enam minggu sekali

Kisah Nakes di Kabupaten Tangerang Hadapi Lonjakan Pasien COVID-19ANTARA FOTO/Fauzan

Melati mengungkapkan, hingga saat ini stok APD di tempatnya bertugas masih terbilang cukup. Meski begitu, untuk APD tingkat 1 dan 2 yang digunakan untuk rawat inap diganti setiap enam minggu.

Sementara itu, untuk yg tingkat kewaspadaan tinggi seperti IGD, kamar bersalin, IGD COVID-19, dan isolasi COVID-19 tenaga kesehatan di rumah sakit tempat Melati memang disiplin, yakni wajib memakai APD level 3 (hazmat lengkap). 

"Itu wajib diganti setiap hari, kecuali masker N95 diganti tiap lima hari. Untuk ruang rawat inap intensif level 2, ruang rawat biasa level 1 diganti setiap enam minggu kecuali terkena cairan pasien," jelas Melati.

3. Disterilisasi dengan sinar ultraviolet

Kisah Nakes di Kabupaten Tangerang Hadapi Lonjakan Pasien COVID-19Petugas medis di RSUD Kabupaten Tangerang (ANTARA FOTO/Fauzan)

APD level 1 dan 2 pun habis pakai disterilkan menggunakan sinar ultraviolet (UV) yang telah disediakan di rumah sakit. Hal tersebut sesuai aturan yang berlaku.

"APD level 2 dan 1 (gaun) kita ganti tiap 6 minggu, tiap habis pakai di UV. Kecuali kalau kena cairan pasien, wajib ganti," tuturnya.

4. Insentif dari pemerintah belum juga cair

Kisah Nakes di Kabupaten Tangerang Hadapi Lonjakan Pasien COVID-19

Melati menuturkan, di tengah tekanan dan tingkat stres yang tinggi dalam menangani pasien COVID-19, dirinya juga harus menghadapi belum juga cairnya insentif yang merupakan hak para tenaga kesehatan.

"Yang RSU di daerah belum cair sejak awal pandemi, entah ketahan dimana, tapi katanya yang rumah sakit rujukan pusat sudah," ungkapnya.

Tak hanya harus menangani pasien, Melati dan para nakes lainnya pun harus menghadapi kekhawatiran lain lantaran adanya nyinyiran netizen dan orang sekitar yang lengah dengan adanya COVID-19.

"Kita udah di tahap jengah sih, udah stres juga karena kerja terus, gak boleh cuti. Ibaratnya udah capek kerja, udah dicurigain netizen, eh di-judge pula sama atasan," jelasnya. 

5. Minta pemerintah tes massal dan tambah tenaga kesehatan

Kisah Nakes di Kabupaten Tangerang Hadapi Lonjakan Pasien COVID-19IDN Times/Khaerul Anwar

Melati menyebut, peningkatan kembali kasus COVID-19 saat ini merupakan hal yang sudah ia duga lantaran melihat kurangnya tes massal yang dilakukan pemerintah, terutama ke desa-desa. Hal tersebut membuat pasien terkonfirmasi positif dalam satu waktu bisa melonjak saat dilakukan tracing.

"Adain tes massal, tracing sampe ke desa-desa, biar ketemu, isolasi, obatin. Tambahin tenaga buat di COVID-19 walaupun agak susah. Ekonomi turun dikit, tapi kan nanti semua bahagia kalau COVID-19 berakhir," jelasnya.

Diapun mempersoalkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang sudah berjilid-jilid. "Kalau (PSBB) hanya judul untuk apa? Harus ada yg dikalahin sih emang," kata dia. 

Baca Juga: PSBB Diperpanjang, Pemkot Tangerang Minta Bantuan Alat PCR

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya