Menengok Kelenteng Tertua di Banten, Pernah Terkena Tsunami Krakatau

Saksi bisu bagaimana perjuangan etnis Tionghoa di Tangerang

Kabupaten Tangerang, IDN Times - Ada beberapa bangunan bersejarah yang berdiri di Kabupaten Tangerang. Salah satunya adalah Kelenteng Tjoe Soe Kong yang berada di Pantai Tanjung Kait, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang.

Bangunan ini merupakan kelenteng tertua di Provinsi Banten, bersama dengan dua kelenteng lain, yakni Boen Tek Bio di Kota Tangerang dan Avalokitesvara di Banten Lama, Serang.

Kompleks beribadah penganut Khonghucu ini terdiri dari empat bangunan. Bangunan induk terdiri dari empat ruang, yaitu ruang depan, tengah, belakang, dan vihara bagi penganut Buddha.

Bangunan di sayap kiri dilengkapi altar untuk Dewa Bumi, diapit altar untuk Embah Rachman dan Empe Dato. Sementara pada seberang bangunan induk, di sisi kanan, beberapa puluh meter dari sana tampak bangunan beraltar untuk Dewi Neng.

Di bagian paling belakang bangunan induk adalah vihara Buddha dengan enam tiang utama berwarna merah. 

Baca Juga: Masjid 1.000 Pintu yang Unik di Kota Tangerang

1. Saksi bisu bagaimana perjuangan etnis Tionghoa di Tangerang

Menengok Kelenteng Tertua di Banten, Pernah Terkena Tsunami KrakatauIDN Times/Dok. Pengurus Vihara Tjoe Soe Kong

Alianto, pengawas Kelenteng Tjoe Soe Kong mengatakan, kelenteng ini merupakan bangunan bersejarah yang menggambarkan perjuangan warga etnis Tionghoa di Tangerang.

"Makanya masuk dalam cagar budaya di Kabupaten Tangerang," ujar Alianto.

Kelenteng ini dibangun sekitar abad ke-17 oleh para imigran asal Kabupaten Anxi, Hokian, Tiongkok Selatan. Bahkan, seorang pelaut Barat, Andries Teisseire menulis, kelenteng ini sudah ada pada tahun 1792.

Sepasang patung batu singa yang berdiri di depan bangunan utama kelenteng, disumbang oleh Zhang De Hai (1832-1833), sementara tempat pembakaran kertas doa dan pengharapan (lian) di kanan bangunan utama dibangun 1873.

Lian itu adalah sumbangan Huang Qingsong dari Tingzijiao (Pasar Gelap Batavia), sementara Lian yang berdiri di sebelah kiri disumbang Zheng Cheng An pada 1868.

2. Kelenteng ini pernah terkena tsunami saat Gunung Krakatau meletus tahun 1883

Menengok Kelenteng Tertua di Banten, Pernah Terkena Tsunami KrakatauIDN Times/Dok. Pengurus Vihara Tjoe Soe Kong

Alianto mengungkapkan, menurut sejarah, kelenteng ini pernah terkena tsunami saat Gunung Krakatau di Lampung meletus pada 1883.

"Dulu kelenteng ini dijadikan tempat perlindungan masyarakat saat tsunami," jelasnya.

Untuk mengenang peristiwa tersebut, muncul lagi gambang kromong berjudul 'Kramat Karam'. 

3. Sebagian pengunjung yang datang meyakini bisa bisa sembuh dengan beribadah di kelenteng ini

Menengok Kelenteng Tertua di Banten, Pernah Terkena Tsunami KrakatauIDN Times/Dok. Pengurus Vihara Tjoe Soe Kong

Alianto menuturkan, banyak umat Konghucu yang datang ke kelenteng tersebut dengan berharap dapat disembuhkan penyakitnya. Caranya, pengunjung harus beribadah di kelenteng tersebut sesuai arahan.

"Pengunjung harus menyalakan tiga batang hio, lalu mengucapkan dalam hati nama lengkap, umur, dan sakit di bagian mana, lalu berdoa mengharap kesembuhan," jelas Alianto. 

Seusai berdoa, pengunjung akan diminta mengocok bilah-bilah tipis bambu sepanjang sumpit, di tabung bambu. Satu dari bilah bambu yang tertera aksara Tiongkok akan jatuh ke lantai.

"Selanjutnya, melempar dua bahan kayu berbentuk belahan biji mangga. Sekurangnya salah satu dari dua biji mangga harus jatuh tengadah," tuturnya. 

Dengan petunjuk aksara Tiongkok di bilah bambu yang jatuh di lantai tadi, seorang petugas kelenteng mengambil salah satu lembar resep tabib yang sudah tersedia di kotak-kotak kayu. Berbekal resep tabib beraksara Tiongkok, pengunjung akan diminta membeli ramuan obat kepada salah satu sinse (tabib).

"Pengunjung yang datang ke sini memang masih percaya bisa sembuh, dan bukan hanya dsri Tangerang saja, tapi juga dari luar kota," ungkapnya.

Namun, lantaran COVID-19, kelenteng ini sempat tutup dan tidak menerima pengunjung. Saat ini, kelenteng masih terlihat sepi dari pengunjung meski telah diperbolehkan buka dengan protokol kesehatan. 

Baca Juga: 160 Siswa Berkebutuhan Khusus di Kabupaten Tangerang Sudah Vaksinasi

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya