Tradisi Rayakan Maulid Nabi Muhammad di Tangerang
![Tradisi Rayakan Maulid Nabi Muhammad di Tangerang](https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20211013/whatsapp-image-2021-10-13-at-101550-am-1-a5b3d1f2470ebef924b9e3968f4095d3_600x400.jpeg)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tangerang, IDN Times - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dirayakan tepat pada tanggal 12 Rabbiul Awal yang jatuh pada Kamis, 28 September 2023. Hari Maulid Nabi Muhammad pun menjadi salah satu hari libur nasional di Indonesia.
Lantaran merupakan hari kelahiran nabi terakhir menurut umat Islam, banyak tradisi yang dilakukan untuk merayakannya, termasuk di Tangerang. Berikut, IDN Times rangkum 5 tradisi maulid nabi di Tangerang.
1. Pawai obor
Pawai obor biasanya dilakukan pada malam hari sebelum hari H. Masyarakat agar bersama-sama menyalakan obor api bambu dan berkeliling kampung dengan melantunkan berbagai salawat. Biasanya, pawai obor ini banyak diikuti oleh remaja maupun anak-anak.
Makna dari pawai obor tersebut, yakni kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan cahaya penerang dari masa Jahiliah ke Keislaman.
2. Makan bersama di pinggir Sungai Cisadane
Warga Kelurahan Babakan, Kecamatan Tangerang memiliki tradisi unik untuk menyambut maulid nabi, yakni dengan makan bersama di pinggir Sungai Cisadane. Tradisi tersebut disebut Tasyakuran Bini'mah atau sukuran atas nikmat Tuhan.
Dalam acara itu, warga bakal duduk di anak tangga sungai mengitari berbagai jenis buah-buahan seperti salak, jeruk hingga kue tradisional dan kembang.
Sebelum makan bersama, warga bakal membacakan surat Al-Fatihah untuk orang tua yang telah wafat dan yang masih hidup serta para sesepuh yang telah berkorban juga berdoa untuk keselamatan dan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.
Makna dari makan bersama ini, yakni mensyukuri nikmat Allah yang telah didapatkan setelah lahirnya Nabi Muhammad SAW.
3. Kirab perahu hias
Kirab perahu hias menjadi tradisi maulid untuk masyarakat Kali Pasir, Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang. Seperti namanya, perayaan ini bakal menampilkan berbagai perahu hias yang biasanya terdapat ornamen khas Islam. Nantinya, puluhan hingga ratusan perahu hias tersebut bakal dilarung di Sungai Cisadane.
Setelah mengarak perahu, warga akan ziarah ke makam kuno yang dipercaya sebagai makam keturunan Sultan Ageng Tirtayasa. Makam yang berada di masjid tertua di Tangerang itu juga sebagai saksi budaya kehidupan warga asli sana.
Makna dari kirab perahu hias tersebut, yakni menggambarkan masyarakat sekitar Sungai Cisadane yang mencari nafkah bahkan menyiarkan Islam di wilayah tersebut melalui sungai.
4. Kirab Gunungan
Kirab gunungan--yakni mengarah gunungan makanan seperti sayur, kue basah, dan buah-buahan-- untuk dibagikan kepada masyarakat yang berkumpul untuk merayakan maulid nabi. Malam tadi, kirab gunungan ini dirayakan di Taman Elektrik, Puspem Kota Tangerang.
Tak kurang dari 33 gunungan diarak dan dibagikan ke masyarakat. Momen ini menjadi wujud terciptanya masyarakat Kota Tangerang berakhlakul karimah. Berbagai bentuk gunungan yang diarak peserta pawai menjadi daya tarik tersendiri, mulai dari gunungan berkonsep Tugu Adipura dari Bapenda, Kubah Masjid dari Dinas Lingkungan Hidup, hingga gunungan berkonsep sayur mayur dari Dinas Ketahanan pangan.
5. Bersalawat, zikir, dan doa bersama
Maulid Nabi Muhammad SAW memang identik dengan zikir, salawat, dan berdoa bersama di sebuah lapangan terbuka. Hal tersebut pun dilakukan oleh masyarakat Tangerang.
Berkumpul di Taman Elektrik, masyarakat Kota Tangerang dan sekitarnya mengikuti salawat, zikir, dan doa bersama yang dipimpin oleh Gus Azmi dan Gus Manshur.
Baca Juga: Gencarkan Razia, 16 Truk Tanah Dikandangkan Dishub Kota Tangerang