ilustrasi uang (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)
Begitu juga dengan Bahari. Pria berusia 50 tahun ini mengaku dalam membuat golok bisa membutuhkan waktu lama karena keunikan bahan pembuatan dan aksesorinya.
Sulangkar berbahan besi pilihan dan aksesorinya antara lain penutup dan gagang berbahan tanduk kerbau merupakan salah satu perbedaan dengan golok pada umumnya.
"Golok yang gagangnya dari tanduk kerbau. Sarungnya juga dari tanduk kerbau atau full dari tanduk, harganya bisa mencapai jutaan rupiah," kata Bahari.
Apalagi jika gagang dan sarung golok terbuat dari tanduk kerbau albino, harganya akan lebih mahal. Untuk jenis tersebut biasanya dijual dengan secara daring ataupun pesanan dari berbagai daerah lewat aplikasi.
Bagi pencinta golok, lanjut dia, lebih suka jenis ini. Selain kuat, golok dengan gagang dari tanduk kerbau menjadi golok yang khas dan menampilkan corak tradisional Banten. Maka dari itu, meskipun harga golok itu mahal, warga desa Seuat selalu mendapatkan pesanan.
Bahari bahkan mengaku pernah membuat golok sulangkar dan terjual dengan harga Rp8 juta untuk satu buah golok.
Nama golok sulangkar diambil dari salah satu jenis besi injakan delman, atau sado yang sudah tua. Besi-besi tua tersebut diambil menjadi bahan dasar pembuatan golok karena mereka masih percaya besi kuno tersebut mengandung unsur mistis yang kuat, sehingga ketika dijadikan golok, aura mistis tersebut masih ada.