Masjid Kalipasir, Kota Tangerang, Banten (ANTARA FOTO/Fauzan)
Pengurus masjid bernama Sjairodji menyatakan, empat pilar yang berdiri kokoh di dalam masjid itu sama sekali tidak pernah direvitalisasi. Bahkan, salah satunya merupakan pemberian istimewa dari Sunan Kalijaga, salah satu tokoh agama Islam yang juga Wali Songo.
Berawal dari gubuk kecil sebelum ditetapkan sebagai masjid pada 1576, Masjid Jami Kalipasir sudah difungsikan sebagai tempat ibadah sejak seratusan tahun sebelumnya, tepatnya pada 1412.
Saat itu, seorang penyiar agama Islam bernama Ki Tengger Jati datang dari Kerajaan Galuh Kawali. Mereka datang kemari dengan tujuan untuk syiar Islam. Yang sebelumnya, dia mempelajari agama Islam kepada seorang guru yang bernama Syekh Syubakir.
Saat Ki Tengger Jati tiba di Kota Tangerang, lahan di Kelurahan Sukasari, yang saat ini menjadi tempat berdirinya Masjid Jami Kalipasir, masih berupa hutan. Penyiar agama Islam itu lantas membuat gubuk kecil untuk tempat tinggal dan juga tempat beribadah.
"Kurun waktu empat tahun, 1416, ini semakin diperbesar tempat ibadahnya. Kenapa diperbesar? Ini pengaruh Sungai Cisadane, dulu namanya Sungai Cipamungkas yang merupakan jalur transportasi," ungkapnya.
Karena Sungai Cisadane dilewati banyak orang, Masjid Jami Kalipasir yang persis di seberang sungai itu didatangi banyak pelancong. Banyak orang yang singgah dan menetap di masjid tersebut. Faktor itulah yang membuat masjid tersebut diperluas.