Tangerang, IDN Times - Sejarah masyarakat Kota Tangerang erat kaitannya dari sejarah dan kebudayaan Tionghoa yang kental. Banyaknya warga keturunan yang bermukim di wilayah barat ibu kota itu bahkan memberi identitas baru bagi warga keturunan tersebut dengan nama Cina Benteng.
Kata Cina sendiri secara jelas merupakan asal muasal etnis itu. Sedangkan kata Benteng erat kaitannya dengan peninggalan masa kolonialisme di Kota Tangerang yang dulunya dikenal sebagai Benteng batas peperangan dengan kesultanan Banten.
Lekatnya warga Cina Benteng melahirkan budaya yang sudah terasimilasi dan termodifikasi dengan menyesuaikan kultur asli lokal. Salah satu yang paling kentara yakni, Festival Cisadane. Itu salah satu rangkaian kegiatan perayaan Peh Cun dari orang-orang Tionghoa yang banyak bermukim di wilayah Tangerang, khususnya di sepanjang bantaran sungai Cisadane.
Kata “peh cun” sendiri merupakan dialek Amoi (Minan) yang berarti “(men)dayung perahu ba chuan” dalam bahasa mandarin hari raya ini disebut Duanwujie. Tak heran jika perlombaan dayung perahu naga menjadi ritual rutin dalam Festival Cisadane.