Mensos Temukan Ribuan Orang Kaya di Banten Dapat Bansos

- Mensos Saifullah Yusuf temukan ribuan penerima bantuan sembako di Banten adalah orang kaya, menurut data Kemensos.
- Pendamping PKH diminta untuk memperbaiki data agar tidak tepat sasaran, sebanyak 197.517 penerima PKH dan sembako ada usia produktif.
- Kemensos melakukan pengecekan lapangan untuk memastikan keakuratan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), dengan target selesai 100 persen pada bulan Mei.
Serang, IDN Times - Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf menemukan ribuan penerima bantuan sembako di Provinsi Banten merupakan penduduk yang berada di kelompok orang kaya. Hal ini disampaikan Mensos saat kunjungan kerja di Pendopo Gubernur Banten, Rabu (19/3/2025).
"Banyak penduduk Banten yang masuk (kelompok) desil 10 jadi penerima bansos. Desil 10 ini kan sudah paling kaya. Temuan pertama kami seperti ini," kata pria yang akrab disapa Gus Ipul itu.
1. Sebanyak 4.386 orang kaya di Banten mendapat bantuan sembako

Berdasarkan data Kemensos, kata Ipul, dari sebanyak 334.415 warga Banten penerima bansos, sebanyak 4.386 orang diantaranya merupakan orang kaya. Oleh karenanya, ia minta kepada pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) untuk memperbaiki data agar kedepan tidak tepat sasaran.
"Kita harus jujur ada data yang salah. Perintah Presiden (Prabowo Subianto) perbaiki data itu agar ke depan tepat sasaran," katanya.
2. Ada juga usia produktif hingga penerima PKH menerima bantuan lebih dari 10 tahun

Selain itu, terdapat 197.517 penerima PKH dan sembako, serta masih banyak warga usia produktif, yakni usia 15-50 tahun, yang juga mendapatkan bantuan tersebut. Selain itu, ada 45.355 orang yang menerima PKH lebih dari 10 tahun, bahkan 13.133 di antaranya telah menerima sejak tahun 2013.
"Setelah itu dievaluasi. Kecuali yang lansia sama yang penyandang disabilitas. Tapi yang usia produktif seharusnya maksimal 5 tahun (batas penerimanya)," katany
3. Kemensos tengah mengecek keakuratan data tunggal sosial

Oleh karenanya, saat ini, kata Ipul, Kemensos tengah melakukan pengecekan lapangan untuk memastikan keakuratan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Kendati demikian, ia mengakui terjadi keterlambatan verifikasi data tunggal kemiskinan tersebut yang baru 25 persen.
Ia menjelaskan bahwa keterlambatan itu disebabkan oleh kondisi medan di sejumlah daerah termasuk di Banten yang sulit dijangkau oleh tim verifikasi dari pemerintah. Beberapa daerah hanya bisa diakses dengan menggunakan perahu.
"Nanti setelah puasa, kita harapkan Mei semua selesai 100 persen," katanya.
4. Gubernur mendukung pemutakhiran data penerima bansos

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Banten, Andra Soni mengatakanupaya Mensos dalam memaksimalkan uji petik itu, selaras dengan vis pemerintahannya, yakni Banten Maju.
Andra Soni mengamini pernyataan Mensos selama ini data orang miskin Banten, banyak yang belum sempurna sehingga keluhan masyarakat bahwa pemberian bantuan sosial tidak tepat sasaran.
“Itu terbukti setelah peralihan dari DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) menjadi DTSEN, dimana kalau DTSEN, kita sampai bisa mengakses diri kita sendiri. Apakah kita masuk di desil 1 atau sampai dengan desil 10,” ujar dia.
Oleh karenanya, Andra menegaskan Pemerintah Provinsi Banten turut memberikan dukungan untuk mencapai progres 100 persen pemutakhiran uji petik DTSEN di wilayahnya.