Minyak Curah Dilarang Beredar, Pedagang: Kasihan Tukang Gorengan

Kota Tangerang, IDN Times - Pedagang minyak curah di Pasar Anyar, Kota Tangerang menyebut aturan larangan penjualan minyak curah bakal merugikan pedagang-pedagang kecil. Diketahui, sejumlah pedagang menggantungkan usaha pada minyak curah.
"Kalo bisa mah engga usah dihilangin, kasian itu tukang gorengan, pecel lele kan, dia orang kan butuh," kata salah pedagang bernama Koh Engguan saat ditemui di tempatnya berdagang, Selasa (30/11/2021).
Dia menilai, minyak curah biasanya dijual per kilogram (kg), sementara minyak kemasan per liter. Pedagang kecil lebih memilih minyak curah karena harga murah dan kuantitas yang banyak.
1. Minyak curah jadi pilihan utama pedagang kecil
Engguan mengatakan, jenis minyak tersebut memang menjadi pilihan utama para pedagang kecil karena harganya lebih murah ketimbang harga minyak goreng kemasan bermerek.
"Peminatnya lebih banyak minyak curah, terutama tukang pecel lele, tukang nasi goreng. Kecuali ibu rumah tangga itu pakai minyak goreng kemasan," kata Arief.
Engguan mengatakan, para pedagang kecil yang menjadi pelanggannya akan menerima kebijakan pemerintah bila memang harga minyak goreng kemasan kembali normal. "Ini kan mereka itu yang penting harga (murah) kalo harganya stabil lagi seperti dulu mungkin dia bisa pakai," kata dia.
Sebagaimana diketahui, harga minyak goreng kemasan saat ini berada di angka Rp20 ribu per liter. Sedangkan normalnya, kata Engguan berada di Rp13.500 per liter.
"Kalo minyak curah kan itu sekilo Rp20 ribu. Itu jumlahnya seliter lebih," kata dia.