4 Alasan Kenapa Citayam Fashion Week Sulit Ada di Tangerang

Bicara CFW Dukuh Atas, bicara juga tentang ruang publik 

Tangerang, IDN Times - Berbicara fenomena Citayam Fashion Week yang terjadi di kawasan Dukuh Atas Jakarta, takkan bisa dipisahkan dengan status wilayah ikonik Jakarta tersebut yang sangat mudah diakses. Berbagai moda transportasi publik  terhubung dari daerah penyangga Jabodetabek ke ibu kota negara itu.

Transportasi publik yang mudah diakses dan murah didukung dengan koneksi antar moda yang kini lazim disebut konsep pembangunan berorientasi transit atau transit oriented development (TOD) membantu para remaja kalangan menengah ke bawah itu untuk berekspresi di kawasan yang juga memang tertata rapi.

Jika melihat alasan-alasan tersebut, rasa-rasanya sulit adanya kegiatan kreatif serupa dapat berlangsung di wilayah Tangerang dan secara umum wilayah Banten. Berikut ulasan yang dirangkum IDN Times.

1. Tak ada TOD yang ideal di Tangerang semisal Dukuh Atas

4 Alasan Kenapa Citayam Fashion Week Sulit Ada di TangerangBakal TOD Rawabuntu, Tangsel bcerbentuk apartemen (IDN Times/Muhamad Iqbal)

Wilayah Tangerang Raya dan secara umum Banten nampaknya belum memiliki TOD yang ideal. Yang mana TOD inilah yang menjadi salah satu elemen pembentuk kultur Citayem Fashion Week di kawasan Dukuh Atas.

Direktur Prasarana BPTJ Jumardi menilai, apa yang ada saat ini dan diklaim sebagai TOD di Tangerang, sebetulnya belum memenuhi kriteria-kriteria TOD yang ideal.

Yang terjadi saat ini adalah baru mengintegrasikan atau mendekatkan perumahan-perumahan, khususnya pengembang besar yang berorientasi pada perumahan elite, dengan simpul-simpul transportasi massal khususnya KRL.

"Jadi baru mendekatkan," kata Jumardi, kepada IDN Times, Kamis (2/5/2022) lalu.

Baca Juga: Pemkot Ungkap Alasan Sulitnya Bangun TOD di Tangsel

2. Ruang publik terkoneksi transportasi di Tangerang kebanyakan dikembangkan swasta

4 Alasan Kenapa Citayam Fashion Week Sulit Ada di TangerangWajah baru Stasiun Pondok Ranji (Dok. Pemkot Tangsel)

Jumardi mengungkapkan, lahan di simpul transportasi-- seperti stasiun dan terminal-- mayoritas dikelola dan dikuasai oleh perorangan atau swasta. Ketika pemerintah ingin mengembangkan konsep TOD, hal ini menjadi sulit dilaksanakan karena faktor minim lahan dan biaya yang mahal.

Sebagaimana diketahui bahwa kawasan Dukuh Atas yang dijadikan ajang street catwalk merupakan area publik yang bentuknya adalah pedesterian baik tepi jalan maupun terowongan penghubung.

Kata Jumardi, hal lain yang terjadi adalah kealpaan pemerintah dalam mewujudkan konsep TOD, yang kini malah dijadikan barang dagangan oleh swasta. Di sisi lain, pemerintah daerah pun, dia nilai, belum memahami sepenuhnya konsep TOD ini. 

Jika melihat konsep TOD secara keseluruhan, seharusnya pemerintah memegang kendali pembangunannya. "Tapi sekarang dikendalikan oleh swasta ya. Bagaimana kira-kira, sulit kan," ungkapnya.

3. Ruang terbuka di Tangerang jarang terkoneksi langsung dengan transportasi publik murah dan mudah

4 Alasan Kenapa Citayam Fashion Week Sulit Ada di TangerangIlustrasi bus Transjakarta (IDN Times/Rochmanudin)

Analis kebijakan publik dari Universitas Islam Syech Yusuf (Unis) Adib Miftahul menyebut, tak banyaknya ruang publik seperti taman atau ruang terbuka hijau yang mudah diakses dan ikonik masih belum banyak.

"Ruang terbuka hijau. Ruang kreatifitas harus dibuka sebanyak banyak oleh Pemprov Banten, Pemda Tangerang Raya. Pun dengan regulasi yang tanggap dengan perkembangan zaman pada sisi anak muda harus menunjang," kata Adib.

Pun misal banyak ruang terbuka sudah baik fasilitas, dan ikonik. Lokasi tempat terbuka tersebut kebanyakan berada di pusat kota dan sulit diakses langsung oleh warga-warga pinggiran Tangerang--yang secara taraf ekonomi mayoritas menengah ke bawah.

"Aksesibilitas salah satu faktor penting CFW (Citayam Fashion Week) kenapa bisa terjadi. Mudahnya akses transportasi ke ibu kota, ruang eksis yg memadai, ruang terbuka turut mempunyai andil besar. Nah ini harusnya bisa dicontoh kota satelit penyangga Jakarta," kata Adib.

4. Koneksi trasnportasi murah mudah nyaman di Tangerang belum optimal

4 Alasan Kenapa Citayam Fashion Week Sulit Ada di TangerangHumas Pemkot Tangerang

Banyak taman-taman ikonik di wilayah Tangerang Selatan dan Kota Tangerang, tapi secara kasat mata tak ada akses transportasi publik yang murah dan mudah serta nyaman yang menghubungkan dua kota bertetangga tersebut.

Sekali pun ada kereta commuter, warga dua wilayah berdempetan itu harus memutar dulu ke Jakarta transit di Stasiun Tanah Abang dan Duri.

Direktur Prasarana Badan Pengelola Transpotasi Jabodetabek (BPTJ) Jumardi mengungkap, proyek pembangunan Transit oriented Development (TOD) di Tagerang tak berjalan semestinya.

TOD yang tengah dibangun pun dinilai belum ideal dikarenakan ketiadaan transportasi umum yang layak setelah orang turun dari kereta dan kewenangannya malah diambil oleh swasta.

"Mengembangkan daerah stasiun sudah oke, bisa jalan. Tapi bagaimana dengan transportasi umum setelah turun dari kereta," kata Jumardi.

Baca Juga: Dituding Limpahkan Pembangunan TOD ke Swasta, Ini Kata Pemkot Tangsel

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya