Akses Jalan ke Baduy Diperbaiki, Telan Anggaran Rp28 Miliar

Telan anggaran Rp28 miliar

Lebak, IDN Times - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Lebak memperbaiki ruas jalan menuju wisata budaya Baduy.  Kepala DPUPR Lebak Irvan Suyatupika mengatakan perbaikan dilakukan sepanjang 7 kilometer. 

Rinciannya, jalur Leuwidamar-Cirinten sepanjang 3,5 kilometer (km) dan simpang Ciboleger sepanjang 4 km dengan konstruksi beton.

Dengan perbaikan jalan ini, nantinya masyarakat yang ingin ke Baduy tinggal keluar dari Exit Tol Rangkasbitung. "Masyarakat merasa nyaman untuk menuju kawasan Baduy melalui Jalan Maulana Hasanuddin, tahun ini juga Jalan Maulana Hasanuddin kita lebarkan. Terus nanti tembus ke Mekarjaya-Cikapek," kata Irvan, Rabu (6/9/2023).

1. Proyek perbaikan jalan dan akses ke kawasan Baduy ini menelan biaya Rp28 miliar

Akses Jalan ke Baduy Diperbaiki, Telan Anggaran Rp28 Miliarilustrasi uang (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Irvan mengatakan, perbaikan jalan dan akses ini menggunakan anggaran dana hibah Kementerian PUPR Inpres Jalan Daerah (IJD) dengan total dana Rp28 miliar.

"Itu dari program inpres Jalan Daerah Leuwidamar-Cirinten dan Simpang Ciboleger. Pagu anggarannya hampir Rp28 miliar untuk dua ruas jalan tersebut," kata dia.

2. Kondisi 68 persen jalan milik Kabupaten Lebak diklaim sudah baik

Akses Jalan ke Baduy Diperbaiki, Telan Anggaran Rp28 MiliarJalan di Lebak amblas. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Irvan menjelaskan, panjang jalan Kabupaten Lebak itu mencapai 730 km dengan 68 persen kondisinya sudah baik.

"Sekitar 220 kilometer itu jalan dalam kondisi tidak mantap. Rata-rata yang tidak mantap itu di ruas jalan Sukahujan-Cigemblong, Cikatomas-Tehalunggu, Cibungur Sabagi-Sindangwangi sama Jampang-Muncang," katanya. 

3. Siapa itu orang Baduy?

Akses Jalan ke Baduy Diperbaiki, Telan Anggaran Rp28 MiliarANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Urang Kanekes, sebutan asli suku Baduy, adalah komunitas adat mendiami hulu sungai Ciujung, sebuah perbukitan di selatan Banten.

Dalam tatanan sosialnya, Suku Baduy terbagi dua. Pertama Baduy Dalam yang lebih ketat dalam aturan adatnya. Kedua, Baduy Luar yang lebih longgar dalam penerapan aturan adatnya.

Secara geografis, Baduy Luar berbatasan dengan Ciboleger dan Baduy Dalam berbatasan langsung dengan Cijahe.

Pada 2020 lalu, 13.600 jiwa warga Baduy Dalam mau pun Baduy Luar, tersebar di 65 kampung. Dari total kampung itu, terbagi sekitar 12.800 jiwa Baduy Luar dan sekitar 800 jiwa di Baduy Dalam hidup di tiga kampung masih memegang teguh istiadat hidup tanpa teknologi dan pola hidup sederhana.

Seperti tercermin dari ajaran turun-temurun adat istiadat mereka: “Gunung teu meunang dilebur, lebak teu meunang diruksak, lojor teu meunang dipotong, pendek teu meunang disambung."

Artinya: “gunung tidak boleh dihancurkan, lembah tidak boleh dirusak panjang tidak boleh dipotong pendek tidak boleh disambung”.

Sebuah sastra lisan yang menjadi pedoman hidup mereka. Kesederhanaan adalah jalan mereka menuju Tuhan.

Baca Juga: Suku Baduy Minta Wilayahnya Tak Ada Akses Internet

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya