Anak Jalanan Kota Tangerang Melawan Stigma Kriminal

Mereka dapat berkah setiap Ramadan dan Lebaran

Kota Tangerang, IDN Times - Dari tahun ke tahun Ramadan selalu menjadi momen berkah bertambahnya pendapatan untuk para anak yang mengadu nasib di jalanan. Tak terkecuali di Kota Tangerang yang merupakan wilayah penyangga ibu kota.

Hal tersebut seperti diungkapkan Andy (30), pengamen yang juga sebagai pengasuh komunitas anak jalanan di Kota Tangerang, Pemuda Urakan Namun Kreatf disingkat PUNK.

"Setiap Ramadan hingga Lebaran, kami selalu dapat rejeki yang lebih," ungkap Andry, kepada IDN Times, Sabtu (14/4/2024).

1. Banyak anak 'terjebak' di jalanan karena masalah ekonomi

Anak Jalanan Kota Tangerang Melawan Stigma KriminalIlustrasi warga miskin (IDN Times/Juliadin)

Andry mengatakan, berdasar pengamatannya sebagai pengasuh komunitas, banyak dari anak jalanan, khususnya yang masih di bawah umur, berada di Kota Tangerang mengais rejeki dengan cara mengemis.

"Banyaknya di jalanan itu di bawah umur mereka mengais rejeki dengan cara mengemis dan dengan berbagai trik," kata dia.

Andry mengungkapkan, asal mereka dari banyak tempat dan keadaan. "Bahkan ada mereka yang gak tahu asalnya dari mana, karena mereka di jalan sendiri, ditelantarkanlah, dibuang bahkan ada yang pergi dari rumah," kata Andry.

Tak sedikit juga, lanjutnya, para anak jalanan terjun ke jalan dengan dalih mencari kebebasan. "Kebanyakan penyebabnya faktor ekonomi sih sebenarnya," kata dia.

2. Komunitas ikut menjaga anak

Anak Jalanan Kota Tangerang Melawan Stigma Kriminalfoto hanya ilustrasi (Pinterest)

Andry menyebut, kehadiran komunitasnya untuk mencegah para anak-anak kurang beruntung ini terjerembap ke hal negatif yang dekat dengan kehidupan jalanan.

"Di jalan lebih mudah kena pengaruh negatif, apalagi ada faktor adrenalin di usia muda mereka," ungkapnya.

Komunitas, lanjutnya, membantu mereka mencari tempat tidur, sebab banyak dari mereka tidur di depan toko.

3. Anak jalanan rentan terlibat kekerasan

Anak Jalanan Kota Tangerang Melawan Stigma KriminalIlustrasi kekerasan seksual. (dok. Istimewa)

Selain itu, komunitas juga membantu mereka agar tak terlibat kekerasan jalanan. "Banyak juga terjadi kekerasan yang ada di jalan, misal antar kelompok. Nah kami di komunitas mencegah itu," kata dia.

Andry menyebut, pihaknya tak ingin stigma buruk semakin melekat ke anak-anak yang berjuang untuk hidup di jalanan.

"Kami gembel dianggap mengganggu ketertiban, kami dirazia, tapi nasibnya tidak pernah diperbaiki," ungkapnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya