Begini Rencana Proyek Ubah Sampah Jadi Listrik di Kota Tangerang 

Digadang-gadang mulai beroperasi pada tahun 2025

Kota Tangerang, IDN Times - Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah menyebut, wilayahnya menjadi daerah pertama di Provinsi Banten yang memiliki teknologi Pengolahan Sampah Energi Listrik (PSEL).

Lalu apa dan bagaimana proyek PSEL ini akan berjalan nantinya? Berikut rangkumannya.

Baca Juga: Di Depan Luhut, Arief Teken Kerjasama Sampah Jadi Listrik di Tangerang

1. Ada 2 proyek dalam PSEL ini, yaitu pembuatan RDF dan pembangkit listrik

Begini Rencana Proyek Ubah Sampah Jadi Listrik di Kota Tangerang Ilustrasi sampah (Dok.IDN Times/Istimewa)

Dalam laman resmi PT Oligo Infra Swarna Nusantara id.oligo-infra.com dijelaskan bahwa proyek ini ini terdiri dari dua bagian utama yang akan dieksekusi di dua lokasi berbeda.

Pertama, pengolahan sampah menjadi bahan bakar RDF atau refuse derived fuel. Sederhananya, ini adalah teknik mengubah sampah menjadi bahan bakar atau bahan lain yang bernilai guna. Tempat pengolahan ini nantinya terletak di TPA Rawa Kucing.

Kedua, yakni pembuatan Pembangkit Listrik RDF yang terletak di zona industri, 14 km dari Rawa Kucing--yang disebut Wali Kota Tangerang--masuk wilayah Jatiuwung.

2. Proyek ini diklaim mampu mengolah 2,000 ton sampah per hari

Begini Rencana Proyek Ubah Sampah Jadi Listrik di Kota Tangerang Ilustrasi Sampah (Dok. KPNas)

Fasilitas pembuatan RDF di Rawa Kucing diklaim dapat mengolah sampai 2.000 ton sampah rumah tangga per hari. Dalam laman itu dijelaskan pula bahwa tempat ini menjadi fasilitas jenis ini yang terbesar di Asia Tenggara.

Fasilitas ini menggunakan peralatan pemilahan mekanis seperti shredder, screen, windshifter, ballistic separator, metal and aluminium extractor dan juga optical separator. Fasilitas canggih ini mampu memproduksi RDF kualitas tinggi untuk kebutuhan pembangkit listrik dan juga industri semen.

Sampah organik yang dipisahkan di pemilahan mekanis akan dimaserasi atau dilunakkan sebelum diproses kembali untuk dijadikan biogas. Biogas ini didesulfurisasi sebelum disalurkan ke mesin biogas untuk pembangkitan listrik.

Sistem ini menghasilkan listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik internal di fasilitas proyek dan juga menjual sisa listrik yang dihasilkan ke jaringan PLN.

3. Pembangkit listrik yang bakar sampah diklaim akan minim polutan

Begini Rencana Proyek Ubah Sampah Jadi Listrik di Kota Tangerang Ilustrasi Pembangunan PLTU (IDN Times/Dokumen)

Pembangkit Listrik RDF membakar RDF bernilai kalor atau tenaga panas tinggi dengan terkontrol dan aman. Lokasi pembangkit listrik ini terletak 14 km dari TPA Rawa Kucing atau di wilayah Kecamatan Jatiuwung dan diakuisisi sebagai bagian dari investasi proyek.

Pembangkit ini dirancang untuk memastikan pembakaran RDF yang sempurna demi mencegah pembentukan zat-zat berbahaya, dan memenuhi standar EU untuk pencegahan dioxin/furan.

Berbeda dengan sampah kota, RDF adalah produk yang minim polutan dan memerlukan peralatan pengontrol gas buang yang berbeda dengan insinerator biasa atau alat pembakaran sampah untuk menghasilkan gas buang yang bersih dan ramah lingkungan.

4. Hasil pembakaran dikirim kembali ke Rawa Kucing untuk dijadikan bahan bangunan

Begini Rencana Proyek Ubah Sampah Jadi Listrik di Kota Tangerang IIustrasi sampah (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

Sebagian besar dari abu hasil pembakaran dikirimkan ke Rawa Kucing dan diolah menjadi bahan baku bangunan yang digunakan untuk keperluan sendiri, terutama untuk perbaikan jalan operasi di Rawa Kucing. Sisa abu yang tidak bisa diolah dikirimkan ke pihak ketiga untuk diolah dengan aman.

5. Proyek ini direncanakan beroperasi pada tahun 2025

Begini Rencana Proyek Ubah Sampah Jadi Listrik di Kota Tangerang sumber: id.oligo-infra.com

Proyek ini digadang-gadang akan dimulai pada rentang waktu tahun 2003 hingga 2024 dan direncanakan dapat beroperasi secara komersil pada tahun 2025.

Baca Juga: Tangerang Jadi Lokasi Riset Listrik Berbahan Sampah

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya