BPBD Lebak Usulkan Pemkab Umumkan Status Siaga Darurat Bencana

Hal itu merujuk pada peringatan yang dikeluarkan BMKG

Lebak, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak mengusulkan status siaga darurat bencana untuk 90 hari ke depan.

Hal itu karena kondisi yang sudah mulai memasuki musim penghujan dan peringatan dini cuaca ekstrem yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Baca Juga: 8 Tips Wisata Budaya ke Pemukiman Baduy di Lebak

1. Cuaca sepekan ke depan sangat ekstrem

BPBD Lebak Usulkan Pemkab Umumkan Status Siaga Darurat BencanaIlustrasi Suasana Hujan (IDN Times/Sukma Shakti)

Peringatan dini ditujukan kepada wilayah-wilayah yang memiliki potensi tinggi terjadinya banjir, salah satunya Kabupaten Lebak, untuk waspada dan siaga karena cuaca dalam sepekan ke depan akan sangat ekstrem.

"Karena potensi sangat tinggi kami akan minta kepada pimpinan menaikkan status dari saat ini normal, menjadi siaga darurat bencana selama 90 hari," kata Kepala BPBD Lebak, Febby Rizki Pratama, Jumat (5/11/2021).

2. Puncak penghujan terjadi pada Februari 2022

BPBD Lebak Usulkan Pemkab Umumkan Status Siaga Darurat BencanaIlustrasi Suasana Hujan (IDN Times/Reza Iqbal Ghifari)

Berdasarkan rilis yang dikeluarkan oleh BMKG, kata Febby, puncak musim penghujan akan terjadi pada bulan Februari 2021.

Dari hasil asesmen di 28 kecamatan, 14 kecamatan masuk dalam kategori wilayah yang berpotensi terjadi banjir dan 16 kecamatan berpotensi terjadi longsor.

"Rata-rata wilayah yang rawan terjadi banjir adalah wilayah yang memiliki aliran sungai besar seperti Sungai Ciujung, Sungai Ciberang, Sungai Ciliman dan Sungai Cimadur. Sementara longsor berpotensi terjadi di daerah dengan topografi lembah dan perbukitan," terang Febby.

3. Hujan bukan satu-satunya faktor bencana di Lebak

BPBD Lebak Usulkan Pemkab Umumkan Status Siaga Darurat BencanaLokasi penambangan emas di TNGHS (IDN Times/Khaerul Anwar)

Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak, Febby Rizky mengatakan, curah hujan menjadi salah satu sebab banjir menggenangi wilayah Kecamatan Rangkasbitung, Lebak dalam beberapa hari terakhir ini.

"Curah hujan ekstrem di hulu Sungai Ciranjieun dan Cikambuy," kata Febby kepada IDN Times.

Namun, curah hujan tinggi bukan satu-satunya musabab banjir yang berulang menggenangi wilayah Kecamatan Rangkasbitung, Lebak.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lebak, Nana Sudjana mengatakan, faktor lain musabab bencana ini adalah berkurangnya lahan serapan air di wilayah itu.

"Faktor lain tentu tutupan lahan yang berkurang, karena pembangunan di Rangkasbitung begitu pesat otomatis banyak lahan terbuka. Artinya, run off air larian semakin tinggi, serapannya berkurang," kata dia.

Nana mengatakan, berdasar data pihaknya, lahan kritis Lebak cukup tinggi, yaitu sekitar 127.170,97 hektare (ha). "Nah ini mungkin faktor lainnya," kata dia.

Baca Juga: Warga Lebak Ngeluh: Truk Pengangkut Tanah Bikin Jalan Rusak dan Licin

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya