Cerita Anak Koin dari Merak, Menyambung Nyawa Demi Recehan

Anak koin kerap lakukan aksi terjun ke laut dari kapal feri

Cilegon, IDN Times - Menjadi anak koin, diakui Arief dan Andika, bisa mendatangkan pendapatan yang lumayan, meski berbahaya. Ya, pekerjaan ini bisa meembuat mereka kehilangan nyawa.

Anak koin adalah mereka yang melakukan pertunjukkan loncat bebas mengejar uang yang dilemparkan penumpang dari kapal feri yang sedang bongkar muat di Pelabuhan Merak, Cilegon.

Dua bocah berusia 17 tahun ini sudah menggeluti kegiatan ekstrem ini sejak usia 13 tahun. Meski kematian membayangi saat melakukan aksi, mereka tetap nekat dengan dalih ingin membantu perekonomian keluarga dan bisa mandiri untuk sekadar uang jajan mereka.

"Sekali sehari paling gede Rp200 ribu paling kecil Rp20 ribu. Lebih banyak kecilnya, tapi," kata Arief dan Andika ditemui di pelabuhan Merak, Selasa (18/4/2023).

1. Orangtua tak melarang, karena pekerjaan itu membantu keuangan keluarga

Cerita Anak Koin dari Merak, Menyambung Nyawa Demi RecehanPelabuhan Merak (IDN Times/Muhamad Iqbal)

Arief merupakan remaja putus sekolah. Dia mengaku, berburu recehan dengan menceburkan diri ke laut dari atas kapal feri merupakan salah satu mata pencarian. Terlebih saat musim mudik lebaran, jumlah penumpang akan lebih banyak dari biasanya, sehingga potensi mereka mendapat yang pun meningkat.

Sementara Andika, menjadikan kegiatan ini untuk sekadar mencari uang jajan dan membantu ekonomi orangtuanya.

"Orangtua tahu kok. Selagi buat jajan mah gapapa, kan kata ortu. Bantu juga kalo ada lebihan (penghasilan)," kata mereka.

2. Risiko kegiatan ini adalah kematian

Cerita Anak Koin dari Merak, Menyambung Nyawa Demi RecehanIlustrasi Mayat (IDN Times/Mardya Shakti)

Mereka mengungkap, terluka parah hingga kematian merupakan risiko kegiatan ini. Seperti yang beberapa waktu lalu, ada teman mereka yang tewas saat menjadi anak koin gara-gara terbentur lambung kapal saat sedang meloncat.

Selain terbentur bagian kapal, kejadian nahas yang mereka kerap temukan adalah jatuh ke air laut dengan posisi tubuh rebah atau tidak menukik sebagaimana idealnya dan kekerasan yang dilakukan pihak keamanan otoritas setempat.

"Njeplak bisa bikin engga bisa napas. Kalau ketangkep bisa dikasarin petugas, tapi engga kapok sih. Mau gimana juga namanya cari penghasilan," ungkapnya.

3. Nilai positif dari keberadaan mereka adalah responsif menolong penumpang

Cerita Anak Koin dari Merak, Menyambung Nyawa Demi RecehanKapal penyeberangan ASDP Indonesia Ferry. (dok. ASDP)

Membantu barang penumpang hingga penumpang yang tercebur ke laut diakui merupakan nilai positif dari kegiatan yang mereka lakukan.

"Kita sering nolong, misal barang penumpang kecebur, atau penumpang yang petakilan juga pernah, kalo nunggu petugas biasanya lama, makanya biasanya kita langsung tolong," ungkapnya.

Arief dan Andika memastikan, para anak koin bakal menghilang, jika mereka mempunyai pekerjaan lain yang bisa menyibukkan mereka dan mencukupi secara keuangan.

"Ya ini kan mau ga mau ya, ketimbang nganggur," ungkapnya.

Baca Juga: Kendaraan Pribadi Mendominasi Pelabuhan Merak - Ciwandan 

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya