Cerita Waras, Pasien yang Berhasil Sembuh dari COVID-19

Waras menjalani perawatan di RSPI Sulianti Saroso

Tangerang Selatan, IDN Times - Adalah Waras (bukan nama sebenarnya), seorang pria berusia 36 tahun asal Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang berhasil sembuh dari infeksi virus corona. Waras berhasil menyelesaikan tahapan demi tahapan perawatan infeksi virus SARS-CoV-2, yang menjangkiti tubuhnya di pertengahan Maret lalu.

Waras kini telah dinyatakan negatif. Pernyataan negatif itu diperoleh, setelah dia menjalani perawatan dan isolasi selama sembilan hari di RSPI Sulianti Saroso.

Baca Juga: Jadi Nama Rumah Sakit Pusat Infeksi, Siapa Sulianti Saroso?

1. Disiplin dan sabar salah satu kunci kesembuhan Waras

Cerita Waras, Pasien yang Berhasil Sembuh dari COVID-19Petugas RSUD dr Koesma Tuban merapikan tempat tidur yang bakal ditempati pasien corona. IDN Times/Imron

Waras bercerita, dia terinfeksi virus corona tipe baru itu setelah berkunjung ke Malaysia. Diapun kemudian dilarikan ke RSPI Sulianto Saroso. 

Kepada IDN Times, Waras bercerita, bahwa dirinya bisa sembuh dan sembuh setelah menjalani perawatan yang disiplin dan selalu berusaha sabar dalam menghadapi rasa sakit dan tekanan psikis yang disebabkan oleh kesepiannya. Maklum, dia harus menjalani semua prosedur medis seorang diri, tanpa boleh ditemui keluarga. 

"Saya yakin di setiap musibah selalu ada lebih banyak berkah dan pelajaran yang tak kita kira. Bersabar dan tetap selalu disiplin, wabah ini ada tidak untuk selamanya. Kita bisa mengatasinya bersama-sama," kata Waras melalui sambungan seluler, Rabu (1/4).

2. Setiap hari, darahnya diambil untuk dijadikan sampel

Cerita Waras, Pasien yang Berhasil Sembuh dari COVID-19IDN Times/Debbie Sutrisno

Hampir setiap hari petugas RSPI Sulianti Saroso secara rutin mengambil sampel darahnya untuk dikirim ke laboratorium. Selain itu, Waras juga menjalani tes swap, yakni pengambilan sampel dahak melalui hidung dan tenggorokan.

Dahak dari tes swap inilah yang kemudian dikirimkan ke laboratorium Kementerian Kesehatan untuk mengetahui seorang pasien dinyatakan positif tidaknya terjangkit COVID-19.

"Sekitar 4 hari di ruang IGD, saya tidak diperkenankan bertemu siapa pun termasuk keluarga. Namun saya tetap diizinkan untuk mengakses telepon seluler untuk memberitahu perkembangan kesehatan saya lewat telepon kepada keluarga dan kerabat," kata Waras.

3. Usai dirawat di IGD, Waras dipindah ke ruang perawatan berbentuk kamar

Cerita Waras, Pasien yang Berhasil Sembuh dari COVID-19RS Darurat Wisma Atlet untuk Penanganan COVID-19 (Dok. BUMN)

Sejak hari ketiga menjalani perawatan, Waras sempat merasakan sakit di bagian kaki kanan. Kaki itu, kata dia, tidak bisa digunakan untuk berjalan normal. "Entah, penyebabnya karena efek obat-obatan atau mungkin makanan yang dikonsumsi," kata Waras.

Masuk hari kelima, lanjut Waras, dia kemudian dipindahkan ke ruang Isolasi khusus, di mana ruangan tersebut hanya diisi olehnya sendiri.

Di ruang isolasi tersebut, Waras merasa lebih nyaman, karena dia benar-benar dapat beristirahat tanpa adanya gangguan suara batuk atau suara-suara teriakan pasien lainnya seperti di ruang Instalasi Gawat Darurat atau IGD.

"Di ruang isolasi yang berukuran sekitar empat kali enam meter itu pun terdapat kamar mandi sendiri, ranjang tempat tidur yang lebih nyaman, lemari untuk menaruh pakaian serta televisi untuk menemani kesunyian di ruang isolasi," ungkapnya.

4. Fasilitas kamar isolasi: TV, speaker, CCTV, dan perawat yang datang 3 sampai 5 kali sehari

Cerita Waras, Pasien yang Berhasil Sembuh dari COVID-19RSPI Sulianti Saroso (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Waras menerangkan, dalam ruang isolasi tersebut, setiap gerak-geriknya selalu diawasi oleh keberadaan kamera pengawas (CCTV) yang tersambung langsung ke ruang perawat.

Bahkan juga terdapat pengeras suara khusus di ruangannya yang memungkinkan dira dapat berinteraksi khusus dengan dengan perawat yang berjaga di ruang rawat.

"Selain dipantau secara aktivitas di ruang isolasi, kondisi tubuh saya pun lebih dipantau oleh perawat yang dalam sehari bisa 3 sampai 5 kali datang memeriksa kondisi tubuh," kata Waras.

5. Banyak minum air putih pun menjadi salah satu kunci kesembuhan pasien COVID-19

Cerita Waras, Pasien yang Berhasil Sembuh dari COVID-19Ilustrasi air (Unsplash/Jana Sabeth)

Selain memeriksa suhu tubuh, tensi darah, dan memberikan obat-obatan untuk diminum. Perawat RSPI Sulianti Saroso pun selalu mengecek Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) serta jumlah asupan cairan yang diminum.

Karena hampir setiap hari, Waras mengaku selalu disediakan dua hingga tiga botol air mineral masing-masing ukuran 1,5 liter untuk diminum.

"Hari demi hari berada dalam penanganan di ruang isolasi, kondisi tubuh saya pun berangsur membaik. Demam serta sesak napas yang dialami telah jauh berkurang, walau keluhan di kaki kanan masih cukup terasa," ujarnya.

5. Penanganan RSPI Sulianti Saroso membuat Waras terharu

Cerita Waras, Pasien yang Berhasil Sembuh dari COVID-19Ilustrasi tenaga medis bersiaga untuk pasien virus corona. (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)

Sembilan hari mendapatkan perawatan di RSPI Sulianti Saroso, Waras merasa terharu melihat kinerja para tenaga medis di rumah sakit tersebut.

"Dedikasi dan kedisiplinan petugas medis di rumah sakit ini benar-benar melakukan tanggung jawab penuh terhadap penyembuhan pasien corona," ujarnya.

https://www.youtube.com/embed/aUrK9HlKpD8

Mari membantu tenaga medis dengan #dirumahaja ya guys. 

Baca Juga: [LINIMASA] Wabah COVID-19 Hantui Warga Banten

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya