CREA: PLTU Suralaya Banten Sebabkan Kematian 1.470 Orang Tiap Tahun

PLN Indonesia Power membantah

Cilegon, IDN Times - Organisasi penelitian independen berbasis di Finlandia, Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA) merilis hasil riset terbarunya. Isi riset CREA menyebut, polusi udara dari kompleks PLTU Suralaya, Banten berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat dan perekonomian.

Dalam rilis yang disampaikan, CREA menyatakan PLTU Suralaya menyebabkan kematian 1.470 orang setiap tahunnya dan kerugian kesehatan yang menelan biaya hingga 1,04 miliar USD atau Rp14,2 triliun.

Lantas apa kata pengelola PLTU Suralaya?

Baca Juga: Pemprov Banten Bantah PLTU di wilayahnya Biang Kerok Polusi Udara

Baca Juga: Guru Besar ITB: PLTU Suralaya Bukan Penyebab Polusi Jakarta

1. Serang dan Cilegon sangat tercemar

CREA: PLTU Suralaya Banten Sebabkan Kematian 1.470 Orang Tiap TahunPLTU Suralaya (IDN Times/Muhamad Iqbal)

CREA menyatakan, kawasan PLTU Suralaya merupakan daerah yang sangat tercemar dengan area yang luas dan wilayah padat penduduk. Rata-rata konsentrasi partikulat PM2,5 dari PLTU Suralaya sebesar 1,0 μg m-3 per tahun di separuh bagian utara Provinsi Banten--meliputi Serang dan Cilegon yang berpenduduk 13 juta jiwa dengan pengukuran base scenario, yakni pengukuran konsentrasi gas buang polutan untuk unit eksisting.

Berdasarkan riset itu, polutan ini berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat dan menimbulkan kematian hingga 1.470 orang per tahun. 

Sementara dengan menggunakan pengukuran base max atau mengukur konsentrasi maksimum gas buang polutan yang telah diukur di seluruh unit PLTU eksisting, partikulat PM2,5 yang berasal dari kompleks PLTU Suralaya akan semakin meningkat, demikian juga dengan angka kematian yang mencapai 1.640 kasus per tahun.

Angka itu mencakup: 1.063 kematian yang disebabkan oleh paparan PM2,5 yang menyebabkan kematian pada orang dewasa akibat stroke 401, penyakit jantung iskemik 365, infeksi saluran pernapasan bawah 91, penyakit paru obstruktif kronik 86, kanker paru-paru 72, dan diabetes 16, serta pada anak di bawah usia 5 tahun, akibat infeksi saluran pernapasan bawah 8 dan kerugian kesehatan yang menelan biaya hingga 1,16 miliar USD atau Rp15,8 triliun.

2. Lalu apa solusinya?

CREA: PLTU Suralaya Banten Sebabkan Kematian 1.470 Orang Tiap TahunPLTU Suralaya (IDN Times/Muhamad Iqbal)

CREA mengungkapkan, satu-satunya cara untuk menghilangkan beban kerugian terhadap kualitas udara di kompleks PLTU Suralaya, Banten adalah dengan menggantinya sumber energi terbarukan.

Penegakan kepatuhan terhadap standar nasional dan penerapan Best Available Technologies (BAT) untuk pengendalian polusi udara dapat menyelamatkan ribuan nyawa dan menghemat jutaan dolar setiap tahunnya.

Hal ini harus dibarengi dengan data pemantauan yang berkelanjutan, transparan, dan dapat diakses oleh publik dalam setiap pengambilan keputusan oleh pemerintah terkait pembangkit listrik Suralaya.

3. Ini penjelasan Indonesia Power soal rilis tersebut

CREA: PLTU Suralaya Banten Sebabkan Kematian 1.470 Orang Tiap TahunKantor PLN Indonesia Power (IP). (dok. PLN IP)

Sementara saat dikonfirmasi temuan tersebut, PLN Indonesia Power menyatakan bahwa rilis tersebut tak berdasar. General Manager PLN Indonesia Power Suralaya PGU, Irwan Edi Syahputra Lubis menyatakan, pihaknya sebagai salah satu Sub Holding PLN, mendukung penuh langkah pemerintah dalam menekan polusi udara.

"Untuk sektor kelistrikan, PLN IP telah menerapkan berbagai teknologi ramah lingkungan guna menekan emisi dari pembangkit listrik berbasis batubara," kata Irwan dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Senin (18/9/2023).

Dalam mengoperasikan pembangkit, kata Irwan, pihaknya menjunjung tinggi prinsip Enviromental, Social and Governance (ESG) sehingga sangat memperhatikan emisi gas buang dari pembangkit.

"Operasional PLTU PLN IP telah dilengkapi dengan teknologi ramah lingkungan termutakhir, yakni Electrostatic Precipitator (ESP) dan Continuous Emission Monitoring System (CEMS) untuk memastikan emisi gas buang dari operasional pembangkitan ditekan semaksimal mungkin," ungkapnya.

Irwan menyatakan, CEMS merupakan teknologi yang digunakan untuk memantau emisi pembangkit secara terus menerus. Sehingga emisi yang keluar dari cerobong dapat dipantau secara real time dan dipastikan tidak melebihi baku mutu udara ambien yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

"Di kawasan Jabodetabek, seluruh pembangkit PLN IP mulai dari PLTU Suralaya 1-7, PLTU Pelabuhan Ratu, PLTGU Priok, PLTU Labuan, PLTU Lontar, dan PLTU Suralaya 8 telah dilengkapi CEMS," kata dia.

Sementara, lanjutnya, ESP merupakan teknologi ramah lingkungan pada PLTU yang berfungsi untuk menangkap debu dari emisi gas buang yang didesain mampu menyaring dan menangkap debu dengan ukuran sangat kecil--yakni kurang dari 2 micrometer--hingga 99,9 persen, serta teknologi ramah lingkungan pengendali polutan lainnya NOx dan SOx.

Seluruh pembangkit PLN IP yang ada di sekitar Jabodetabek telah memakai teknologi ESP, yaitu PLTU Suralaya 1 sampai 7, PLTU Lontar, PLTU Pelabuhan Ratu, PLTU Labuan dan PLTU Suralaya 8.

Irwan menyatakan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menetapkan ambang batas baku mutu emisi pembangkit tenaga listrik sebesar 550mg/Nm3 untuk parameter SO2 dan NOx serta 100mg/Nm3 untuk parameter partikulat pada PLTU Batubara sedangkan untuk PLTGU (Gas) 150mg/Nm3 untuk parameter SO2, 400 mg/Nm3 untuk parameter NOx dan 30mg/Nm3 untuk parameter partikulat.

Kata Irwan, hasil Monitoring CEMS dari parameter SO2, NOx, PM dan Hg pembangkit-pembangkit yang dioperasikan PLN IP berada di bawah Baku Mutu Emisi sesuai dengan ketentuan Kementerian LHK terkait Baku Mutu Emisi Pembangkit Tenaga Listrik.

"Karena keberhasilan mengendalikan dalam pengelolaan lingkungan, termasuk dalam mengendalikan emisi di unit pembangkit, Pembangkit PLN Indonesia Power penerima proper emas dari Kementerian LHK yang merupakan penghargaan tertinggi dalam manajemen pengelolaan lingkungan dari tahun ke tahun," ungkapnya.

Seperti, lanjutnya pada 2022, ada 9 penghargaan proper emas diantaranya PLTU yang berada di sekitar Jakarta, yaitu PLTU Suralaya 1-7, PLTU Banten 1 Suralaya, PLTU Lontar dan PLTU Pelabuhan Ratu.

Baca Juga: Masih Pakai Batu Bara, PLTU 9 dan 10 Banten Klaim Ramah Lingkungan

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya