Curhat Penumpang KRL dari Lebak: Jam Operasional Stasiun Bikin Capek

Surat tugas udah bikin jumlah penumpang turun drastis kok!

Lebak, IDN Times - Semenjak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dimulai pada 2 Juli 2021 lalu, kereta rel listrik jurusan Tanah Abang-Rangkasbitung kembali mengoperasionalkan sistem penutupan stasiun yang berada di wilayah Lebak, Banten yakni; Maja, Citeras dan Rangkasbitung.

Seperti halnya sistem yang diterapkan pada saat larangan mudik lebaran, beberapa waktu lalu.

Berbeda dari saat lebaran, penutupan kali ini tak dilakukan seutuhnya, melainkan stasiun dibuka dengan waktu tertentu yakni; dari awal jam operasional kereta sampai pukul 07.00 pagi dan 17.00 hingga 19.00.

Selain itu PT KAI Commuter hanya membolehkan penumpang yang merupakan pekerja esensial dan kritikal saja yang boleh menumpang kereta. Itupun dengan tambahan syarat lain, yakni penumpang wajib membawa surat tugas.

Alvionita (26), salah seorang warga Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak yang setiap hari mengandalkan kereta rel listrik untuk bekerja menyebut kebijakan itu kurang tepat dan kurang efektif mencegah kerumunan. 

Baca Juga: 9 Hal yang Wajib Kamu Lakukan Jika Terpaksa Ngantor Selama Pandemik

1. Pembatasan jam operasi stasiun di Lebak justru bikin kerumunan

Curhat Penumpang KRL dari Lebak: Jam Operasional Stasiun Bikin CapekSituasi jalur KRL Rangkasbitung-Tanah Abang. (IDN Times/Muhammad Iqbal)

Alih-alih mencegah kerumunan, menurut Alvionita, aturan itu justru membuat penumpang menjadi berkumpul di jam-jam kereta bisa menurunkan penumpang di stasiun di Kabupaten Lebak.

"Dibatasi jam turun naik di stasiun Maja sampai Rangkasbitung, ya semua penumpang kan akan mengejar jadwal bisa turun di Maja sampai Rangkasbitung. Ya ujungnya numpuk di jam itu," kata Alvionita, kepada IDN Times, Senin (2/8/2021).

2. Semenjak PPKM penumpang sudah berkurang drastis, untuk apa batasi jam operasional stasiun di Lebak?

Curhat Penumpang KRL dari Lebak: Jam Operasional Stasiun Bikin CapekSituasi gerbong KRL Rangkasbitung-Tanah Abang. (IDN Times/Muhammad Iqbal)

Padahal, kata dia, jumlah penumpang yang dilihatnya sudah berkurang drastis semenjak penerapan aturan PPKM, dibanding sebelumnya. "Kan itu PPKM harus bawa surat tugas sudah efektif yah, kenapa mesti ada batasan jam operasional stasiun lagi," kata dia.

Pekerja di bidang logistik ini menyebut, pembatasan jam operasional stasiun justru membuatnya harus mengeluarkan energi lebih untuk mengejar jadwal kereta di stasiun, sebelum stasiun ditutup.

"Kalau telat harus ke stasiun yang buka full. Cikoya atau Tigaraksa, lumayan jauh, yang ga ada motor harus keluarin uang lebih besar. Boros ongkos, bisa tua di jalan," kata dia.

3. Berharap pembuat kebijakan lakukan evaluasi

Curhat Penumpang KRL dari Lebak: Jam Operasional Stasiun Bikin CapekSituasi gerbong KRL Rangkasbitung-Tanah Abang. (IDN Times/Muhammad Iqbal)

Alvionita pun berharap PT Commuter Indonesia dan pemerintah daerah setempat bisa mendengar apa yang ia dan banyak pengguna kereta lain keluhkan ini.

"Tolong aturannya dievaluasi, kita ka ga punya pilihan, kalau sampai kita sakit kecapekan ga masuk kerja, dipecat gimana? Belum lagi bikin imun turun, kita ga punya banyak pilihan," kata dia.

Baca Juga: Lebak Memanggil! Dibutuhkan 61 Relawan Nakes COVID-19

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya