Dimas Bocah SD Asal Depok, Belajar Online Sambil Jualan di Tangsel
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tangerang Selatan, IDN Times - Akibat pandemik COVID-19 yang masih terjadi hingga saat ini memaksa pemerintah melarang aktivitas belajar tatap muka di sekolah. Seorang bocah bernama Dimas Cahyo initerpaksa belajar sambil menemani sang ibu mencari uang.
Ya, saat ini pemerintah mengimbau agar anak-anak belajar secara online atau daring. Namun, tidak semua siswa memiliki fasilitas yang layak dan bahkan mengalami kesulitan untuk melakukan belajar online. Faktornya, akses internet yang tidak didapat dan ketersediaan gadget yang digunakan masih jadi masalah klasik.
Baca Juga: 7 Potret Haru Anak-anak di Pelosok Negeri Belajar Saat Pandemik
1. Dimas Cahyo, bocah SD Depok terpaksa belajar sambil dagang di Tangsel
Dimas Cahyo Prasetyo merupakan siswa SDN 3 Sawangan Depok. Dia terpaksa harus melanjutkan sekolahnya sambil berjualan makanan ringan bersama sang ibu yang bernama Astri Suprapti.
Sejak Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dihentikan dan dialihkan secara daring, Dimas yang masih duduk di bangku kelas 5 SD itu kini harus belajar seraya berjualan di depan ruko di Jalan Boulevard, Lengkong Gudang, Rawa Buntu, Kecamatan Serpong, Tangsel.
2. Terpaksa ikut ibu berjualan saat belajar online
Untuk sampai di lokasi jualan makanan ringan, Dimas dan ibunya harus naik angkutan umum dua kali, yakni dari Parung ke Cilenggang, kemudian dari Cilenggang ke Rawa Buntu, sedangkan, tempat tinggalnya terletak di Jalan Bedahan RT 2 RW 4, Kelurahan Sawangan, Depok.
Saat melakukan kegiatan KBM di rumah, Dimas merasa kesulitan oleh karenanya ia terpaksa ikut berjualan bersama sang ibu sebagai pengganti guru.
"Kalau di rumah bingung, gak ada yang bantu ngerjain tugas-tugas. Kadang suka ketinggalan sehari-dua hari kalo enggak ikut ibu. Karena ibu kan datang malam, jadi kasian kalo diganggu lagi," kata Dimas pada Senin (28/9/2020).
3. Ibu Dimas mengaku stres dengan pembelajaran daring
Selama belajar online, Dimas meminjam handphone ayahnya untuk absen pagi dan mencatat tugas. "Jadi kalau ada tugas, dicatet dulu. Ditandain dibuku paketnya. Soalnya handphonenya kan dibawa sama ayah," ungkap Dimas.
Anak kedua dari empat bersaudara itu menuturkan, dia sudah mendapatkan bantuan kartu perdana internet sebesar 10 gigabyte namun kuota internet yang bisa dimanfaatkan hanya 100 megabyte, sisanya, untuk aplikasi pembelajaran lain.
"Tapi enggak bisa dipakai buat akses internet, WhatsApp aja kadang susah. Jadi terpaksa minta beliin kuota internet lagi ke ibu. Sehari Rp5 ribu," tutur Dimas.
Sementara, Astri ibu Dimas, mengaku sebetulnya aktivitas belajar online itu menambah dirinya semakin stres. "Kalau dibilang stres mah stres bang, repot, puyeng, tapi mau gimana lagi. Ya jalanin aja, namanya juga kondisinya lagi begini," ungkap Astri.
Dalam sehari, Astri membawa 13-15 makanan ringan berupa makaroni, kerupuk pangsit dan lainnya. Makanan itu dijual seharga Rp25 ribu.
Baca Juga: Kasus Melonjak, Gubernur Banten Perpanjang PSBB Sebulan
Tetap semangat ya Dimas!